ARSIP RETTY N.
HAKIM
“Biarkan kami menang,
tetapi jika kami tidak menang, biarkan kami berani untuk mencobanya.” adalah sepenggal kalimat yang
dipresentasikan oleh atlet-atlet Special Olympics Indonesia (SOIna) pada acara
Athlete Leadership Programs (ALPs) University yang diadakan selama 2 hari, 20
hingga 21 Desember 2014, di Universitas Tarumanagara (UNTAR).
Kegiatan dari SOIna
yang bekerjasama dengan Pusat Bimbingan Konsultasi Psikologi (PBKP) UNTAR ini
sudah merupakan kali kegiatan ALPs University yang ketiga bersama UNTAR. Kegiatan di Audiotorium Gedung M UNTAR kemarin
tampak ramai dengan kehadiran atlet SOIna dan relawan-relawan yang membantu,
termasuk mahasiswa dan mahasiswi jurusan Psikologi UNTAR. Dalam kegiatan ALPs
tahun ini selain kedatangan relawan dari Toastmaster Indonesia, hadir pula
relawan dari PMI. “Menarik, sungguh luar biasa. Walau memiliki kekurangan tapi
mereka tetap mau belajar, kita yang diberi kelebihan kenapa tidak digunakan
untuk terus belajar,” ungkap relawan ALPs dari PMI, Roly Angga.
Kelahiran kegiatan ALPs
University berawal dari kerjasama SOIna dengan PBKP UNTAR pada tahun 2011.
Menurut Mieske Y. Suparman, M. Psi., Psikolog selaku pengelola PBKP UNTAR, kerjasama ini terjalin pertama
kalinya bersamaan dengan diadakannya pagelaran anak berkebutuhan khusus. Saat
itu anak berkebutuhan khusus menampilkan beberapa buah lagu berkolaborasi
dengan Addie MS. Tahun berikutnya diadakan Mini ALPs, di mana kegiatan tersebut
berskala kecil dan dilaksanakan di ruang tes massal psikologi. Tak berhenti
sampai di situ, kegiatan ALPs University berkembang dan diadakan dengan skala
besar setiap tahun di bulan Desember.
Kegiatan ALPs mendapat
tanggapan positif dari Rektor Universitas Tarumanagara, Prof. Rusdiman
Sugiyarso, M. Sc, Ph. D. yang turut hadir, baik dalam acara pembukaan
maupun dalam upacara penutupan. “Sebagai
Universitas tentunya akan mendukung full kegiatan
ini. Harapan saya, pemerintah memberikan partisipasi lebih, dan bukan hanya
pemerintah namun orang-orang berhasil juga ikut memikirkan,” ungkap Rektor UNTAR. Menurutnya masih banyak anak-anak
tunagrahita yang memerlukan dukungan dan bantuan, dan beliau siap untuk terus
ikut mendukung kemajuan anak bangsa.
Ketua umum SOIna, dr.
Pudji Hastuti, MSC.PH, menjelaskan, “Melalui pelatihan ini kami memberikan
kesempatan kepada atlet untuk bisa merasakan bangku perkuliahan, itu sebabnya
kami bekerjasama dengan beberapa universitas untuk menjalankan kegiatan ini.
Dan kami sangat berterima kasih kepada pihak Universitas Tarumanagara sebagai pelopor
berlangsungnya kegiatan ALPs University ini.”
“ALPs bertujuan agar
anak berkebutuhan khusus memiliki mental pemimpin yang menonjol dan disesuaikan
dengan kemampuan dan keterbatasannya,” papar Mieske Y. Suparman.
Prestasi
Dunia
Sebanyak 35 anak tunagrahita
terpilih menjadi peserta ALPs University 2014. Disamping kemampuan mereka yang
menonjol di bidang olahraga tertentu, mereka juga diharapkan dapat aktif
sebagai pengurus dalam berbagai kegiatan SOIna. Banyak dari mereka yang
memiliki prestasi gemilang sebagai atlet renang, sepak bola, atau bocce di dalam pertandingan nasional maupun internasional Special
Olympics.
Di hari terakhir ALPs,
Stephanie Handojo datang dan melakukan presentasi. Stephanie adalah alumni dari ALPs University dan
merupakan salah satu atlet SOIna yang paling berprestasi. Selain meraih medali
emas di Special Olympics World Games Athena 2011, dan menjadi pembawa obor di
London Olympics 2012, Stephani juga
memegang Rekor MURI untuk pemain piano dengan keterbatasan intelektual yang memainkan
22 lagu berturut-turut di Jawa Tengah tahun 2009. Saat ini Stephanie terpilih
menjadi Special Olympics International Global
Messenger.
Dalam ALPs University
kali ini, para peserta diajak untuk mengerti arti menjadi sukarelawan agar mau
ikut berbagi dengan teman-teman lain yang belum mengikuti ALPs. Mereka juga
diajarkan untuk berani berbicara, percaya diri, tetapi sekaligus mau
mendengarkan dalam berdiskusi.
Sebagai penutup acara,
peserta dinyatakan lulus sesuai dengan bidangnya masing-masing, diantaranya
lulus sebagai sukarelawan, lulus menjadi pengurus, lulus menjadi asisten
pelatih olahraga, dan lulus di bidang teknologi informasi.
Ketika dinyatakan
lulus, senyum lebar mereka merekah. Tidak sedikit yang berlari bahagia menaiki
panggung. Para relawan, termasuk relawan mahasiswa dari UNTAR juga turut
berbahagia dan berharap agar alumni ALPs akan terus mengembangkan potensinya
dan mampu membagikan semangat dan ilmunya ke angkatan-angkatan berikutnya.
Irena Nova Wijaya & Muhammad Yudha Yulistiyono, 2015
(Diterbitkan di koran Kompas edisi 20 Januari 2015)
Penyunting: Retty N. Hakim