Halo semuanya!
Ini adalah cerita trip Eropa yang terakhir.. Kali ini saya memiliki pengalaman unik di Belanda, Belgia, dan Perancis. Semoga masih tetap menyenangkan dan memberikan manfaat bagi kalian yang
membaca. Oh ya kalau ada masukan boleh banget lho tulis di kolom komentar!
Pagi ini saya pergi ke Zaanse Schans tempat traditional windmills di Amsterdam (Belanda). Selain berfoto dengan kincir angin di sini pengunjung juga bisa menyantap susu coklat panas.
Selanjutnya saya pergi ke desa nelayan Volendam. Wah, saya suka sekali di sini. Desa ini terletak di pinggir laut. Sebelum memasuk desa saya melewati sederatan rumah penduduk. Semua rumah menghadap ke laut, memiliki desain yang indah, didekorasi bunga, didominasi warna putih, terlihat homey dan nyaman, rasanya menyenangkan bisa duduk di teras sambil melihat laut setiap hari. Memasuki desa banyak sekali pertokoan untuk turis. Salah satunya toko untuk berfoto memakai baju khas belanda! Pengunjung di sini banyak orang Indonesia, foto-foto yang dipajang juga rata-rata selebriti Indonesia.
Selanjutnya saya pergi ke desa nelayan Volendam. Wah, saya suka sekali di sini. Desa ini terletak di pinggir laut. Sebelum memasuk desa saya melewati sederatan rumah penduduk. Semua rumah menghadap ke laut, memiliki desain yang indah, didekorasi bunga, didominasi warna putih, terlihat homey dan nyaman, rasanya menyenangkan bisa duduk di teras sambil melihat laut setiap hari. Memasuki desa banyak sekali pertokoan untuk turis. Salah satunya toko untuk berfoto memakai baju khas belanda! Pengunjung di sini banyak orang Indonesia, foto-foto yang dipajang juga rata-rata selebriti Indonesia.
Sore harinya saya pergi ke Dam Square. Dam
square adalah alun-alun Amsterdam dan bisa menjadi titik pertemuan. Banyak sekali burung
di sini, menyenangkan melihatnya. Di sini kalian bisa duduk-duduk menikmati
suasana kota, ke museum lilin, ke royal
palace of Amsterdam, pergi ke pusat pertokoan yang berada tepat di sebelah Dam Square,
dan sebagainya. Saya memutuskan untuk berjalan kepertokoan. Saya lihat beberapa
toko menjual produk ganja. Terlihat dari luar ada kue, permen, teh, minuman
ringan, dan sebagainya. Semuanya dibungkus dengan sampul bergambar daun
cannabis sativa (ganja). Ya inilah uniknya Amsterdam. Ganja menjadi hal yang legal
di sini. Meski begitu pemerintah memberikan aturan penggunaan ganja yang
terbatas.
Selama di trip, sebagian besar sholat
dilakukan di perjalanan. Atau.. kalau subuh dan sholat malam di hotel. Btw,
selama trip di sini waktu magrib biasanya pukul 10 malam dan isya pukul 12
malam. Dan kebetulan selama trip ini saya hampir tidak pernah tidur di bawah jam
12, karena sayang juga sih hehe. Lebih baik tidur diperjalanan saja.
Esoknya saya lanjut ke Brussels (Belgia).
Saya ke Manneken Pis, patung ikonik anak kecil buang air kecil. Yang lucunya sekarang
patung ini diberi celana. Padahal beberapa tahun lalu tidak. Legenda patung ini
kurang lebih seperti legenda Malin Kundang di Indonesia.
Di sekitar patung ini ada tempat menjual waffle yang terkenal. Banyak sekali pilihan toppingnya. Rasanya enak, gurih, manis, tekstur wafflenya renyah, besar pula porsinya. Recommended! Tapi harus sabar antri ya.
Selanjutnya saya pergi ke Monumen Atomium. Ini adalah monumen kristal besi setinggi 103 meter. Ketika saya ke sana ada gambar smurf yang diletakkan di bagian atas monumen. Wah ternyata smurf dari Belgia!
Di sekitar patung ini ada tempat menjual waffle yang terkenal. Banyak sekali pilihan toppingnya. Rasanya enak, gurih, manis, tekstur wafflenya renyah, besar pula porsinya. Recommended! Tapi harus sabar antri ya.
Selanjutnya saya pergi ke Monumen Atomium. Ini adalah monumen kristal besi setinggi 103 meter. Ketika saya ke sana ada gambar smurf yang diletakkan di bagian atas monumen. Wah ternyata smurf dari Belgia!
Keesokan paginya saya pergi ke Brugge (Belgia). Dari kemarin saya perhatikan penduduk Belgia memiliki muka yang
kurang lebih sama dengan penduduk eropa, seperti rambut pirang, hidung mancung,
kulit putih, dan sebagainya. Namun ada perbedaan yang saya lihat, yaitu tinggi badan. Saya
perhatikan penduduk di sini tidak setinggi di negara-negara yang saya kunjungi
sebelumnya. Kurang lebih seperti tingi penduduk Indonesia, ya agak tinggi
sedikitlah.
Brugge (Belgia) adalah kota yang indah. Banyak
penduduk yang menggunakan sepeda karena jalanan di sini sempit. Mayoritas rumah
di sini juga terdapat patung ayam di bagian atasnya. Jujur sampai sekarang saya
tidak tahu apa maknanya? Adakah yang bisa sharing? Hehe. Saya berjalan di kota
ini melihat bangunan-bangunan tua berkesan gothic, perahu yang berjalan di kanal-kanal,
sungai yang luas dan bersih, kereta kuda, dan sebagainya. Berada di Brugge membuat
saya merasa ada di abad pertengahan.
Di sini saya juga mencicipi makanan kecil khas Belgia. Saya mencicipi keju goreng. Enak sekaliiii! Saya berharap di Indonesia juga ada. Bentuknya persis seperti perkedel, lonjong, pipih, dan tebal. Dibagian luar diselimuti dengan tepung crunchy, namun dalamnya keju yang lumer dimulut. Nyum! Sorenya trip saya berlanjut ke Paris (Perancis).
Di sini saya juga mencicipi makanan kecil khas Belgia. Saya mencicipi keju goreng. Enak sekaliiii! Saya berharap di Indonesia juga ada. Bentuknya persis seperti perkedel, lonjong, pipih, dan tebal. Dibagian luar diselimuti dengan tepung crunchy, namun dalamnya keju yang lumer dimulut. Nyum! Sorenya trip saya berlanjut ke Paris (Perancis).
Pagi ini saya ke Disneyland Paris. Udaranya cukup panas kurang lebih seperti di Jakarta. Beberapa kali saya harus
berteduh karena saking panasnya. Menyenangkan bisa ke Disneyland, melihat
permainan dengan tema Disney, souvenir Disney, toko-toko Disney,
wah lucu semuanya! Untuk permainannya lebih untuk anak-anak, kurang menantang
untuk orang dewasa. Tapi untuk foto-foto.. wah jangan dilewatkan! Background yang
lucu-lucu harus diabadikan! Saya perhatikan Disneyland Paris juga tidak terlalu
luas dibandingkan Disneyland yang pernah saya kunjungi di Jepang dulu.
Sorenya saya pergi ke La Valle Village, ini adalah pusat perbelanjaan dari barang biasa sampai branded. Harganya juga relatif lebih murah.
Sorenya saya pergi ke La Valle Village, ini adalah pusat perbelanjaan dari barang biasa sampai branded. Harganya juga relatif lebih murah.
Malamnya saya pergi ke Menara Eiffel. Jujur, awalnya saya tidak banyak berekspektasi.. dibayangan saya hanya bangunan tinggi lempengan
besi saja. Namun ternyata Menara Eiffel di malam hari memberikan kesan
yang berbeda. Indah sekali. Indah yang berbeda dengan di Belgia atau Belanda. Lebih
ke indahnya khas kota besar. Menara Eiffel yang dipasangi lampu-lampu
memancarkan sinar, langit malam yang terbentang luas, ditemani dengan pemandangan
sungai di samping Menara. Mungkin memang benar Menara Eiffel adalah tempat yang romantis,
terlebih lagi kalau dinikmati dengan pasangan. Malam ini saya tidak naik ke
atas, hanya menikmati dari persis di bawah Menara dan dari jembatan sungai (keluar
wilayah Menara) agar bisa melihat Menara secara keseluruhan. Favorite
saya adalah menikmatinya dari jembatan atau pinggir sungai karena semakin
terasa romantisnya malam di Menara Eiffel.
Esoknya saya kembali ke Menara Eiffel. Ternyata benar bayangan saya, Menara di siang hari tidak sebagus di
malam hari. Biasa saja. Lalu saya ke Arc du Triomphe (menumen kemenangan Paris)
dan Museum Louvre (bangunan ikonik segitiga). Btw, toilet di Museum Louvre ini
adalah toilet termahal selama euro trip
saya haha, dibandrol 1.5 euro (sekitar 25.000). Biasanya masuk toilet dikenakan
biaya 50 cent sampai 1 euro.
Sorenya saya ke berbelanja di Gallery Lafayette, pusat perbelanjaan yang menjadi simbol fashion Paris. Kurang afdol ya kalau ke Paris tapi tidak ke sini. Di sini banyak sekali turis dari mancanegara. Beberapa kali saya bertemu turis dari Indonesia. Di Paris beberapa kali saya bertemu hijaber, walau tidak sebanyak ketika saya di Strasbourg. Saya perhatikan juga wajah beberapa hijaber di sini menunjukkan bahwa mereka pendatang.
Sorenya saya ke berbelanja di Gallery Lafayette, pusat perbelanjaan yang menjadi simbol fashion Paris. Kurang afdol ya kalau ke Paris tapi tidak ke sini. Di sini banyak sekali turis dari mancanegara. Beberapa kali saya bertemu turis dari Indonesia. Di Paris beberapa kali saya bertemu hijaber, walau tidak sebanyak ketika saya di Strasbourg. Saya perhatikan juga wajah beberapa hijaber di sini menunjukkan bahwa mereka pendatang.
Malamnya saya harus packing semua barang-barang.
Karena esok pagi saya akan kembali ke Indonesia. Saya kembali menggunakan Qatar
Airways, jadi saya transit ke Doha (Qatar) baru ke Indonesia.
Saya merasa aman menggunakan maskapai ini karena di menu makanannya tertulis
bahwa makanan sudah disesuaikan dengan hukum Islam, yaitu halal. Terlebih lagi
ketika transit di Doha saya dapat sholat di tempat sholat, tidak lagi diperjalanan. Karena
perbedaan waktu yang cukup panjang, saya sampai di Indonesia esok paginya.
Secara keseluruhan perjalanan di Eropa cukup
menyenangkan. Ada beberapa tempat yang saya ingin datang kembali untuk explore
lebih dalam. Semoga saja dapat terwujud. Sebagai penutup saya ucapkan terima
kasih untuk Eropa atas pengalaman dan pengetahuan barunya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.