Tawa belum tentu
mengundang bahagia
Isi dompet belum tentu
penghilang lara
Jenius belum tentu membuat tergeleng-geleng
Yang berkilau belum
tentu membuat tercengang
Ketika ingin menutup kotornya diri.
Kau berpikir pura-pura adalah diri.
Sampai kau lupa aslinya diri.
Hingga tersadar tak lagi mengenal diri.
Kau menyambut penyesalan.
Ingin kembali atau menyalahkan?
Terlintas ingin memulihkan.
Namun tak tahu di mana permulaan.
Berharap menemukan kasih yang erat.
Memberikan tetesan harapan satu persatu.
Ternyata kasih hanya cermin diri yang kuat.
Bersama mewarnai dunia dengan tipu.
Love, Irena.