Halo semuanya! Di
postingan saya kali ini saya ingin membuat daftar hal yang saya syukuri ketika
saya dinyatakan positif terinfeksi Covid -19.
Kenapa saya menulis ini?
Kalau saya bercerita tentang gejala sebelum di tes, bagaimana bisa terinfeksi,
pengalaman setelah pengobatan, atau kegiatan yang dilakukan ketika isolasi
rasanya sudah banyak yang membahas ya.. Anda bisa mengecek di YouTube, Twitter
dan media sosial lain. Selain itu informasi valid mengenai Covid 19 lebih baik
Anda dapatkan dari sumber yang lebih terpercaya, seperti dokter.
Tulisan ini saya tulis
sebagai bentuk ajakan untuk selalu bersyukur apapun yang terjadi dalam hidup.
Bersyukur ketika sehat? Sudah biasa. Bersyukur ketika sakit? Anda luar biasa!
Inilah daftar rasa syukur saya ketika terinfeksi virus Covid 19:
1. Saya dilindungi dari
bencana
Saya dan suami sudah
merencanakan untuk keluar kota di akhir minggu. Bahkan kami sudah membuat janji
dengan seseorang. Namun hal itu gagal karena tepat sebelum hari keberangkatan kami
dinyatakan positif. Setelah itu apa yang terjadi? Kota tujuan kami banjir
besar. Coba bayangkan jika kami jadi berangkat keluar kota dan terjebak dalam
banjir besar?
2. Saya tidak sendirian
Saya dinyatakan positif
berdua dengan suami. Memang kalau bisa memilih lebih baik orang lain tidak
terinfeksi atau kita berdua tidak terinfeksi. Tapi apapun ujiannya kami terima.
Bagi saya berjuang bersama terasa lebih ringan dibandingkan berjuang sendirian.
3. Saya dapat memperbaiki
pola makan
Di awal terinfeksi saya
dirawat di RS. Komposisi makanan RS adalah 3 protein, 1 karbohidrat, sayur
dan buah. Dan saya diberi komposisi seperti itu 3 kali dalam sehari.
Dibandingkan saya di rumah dalam keadaan sehat, jarang makan sayur dan lebih
banyak karbohidrat. Sejak pola makan membaik kondisi saya membaik dan efeknya
juga luas, pencernaan lancar dan kondisi kulit menjadi lembab.
4. Saya dapat merasakan
cinta yang lebih besar dari orang yang saya kenal
Sejak terkonfirmasi positif
tidak berhentinya keluarga dan sahabat mengirimkan doa dan dukungan kepada
saya. Dukungan seperti makanan, supplement dan tools penunjang kesembuhan. Saya
sangat bersyukur mendapatkan itu semua. Semoga kebaikan kalian dibalas berkali
lipat oleh Allah. Kebaikan kalian juga menginspirasi saya untuk berbuat baik
lebih banyak lagi.
5. Saya mendapatkan doa
dari orang yang tidak dikenal
Untuk keluarga dan
sahabat yang mengirimkan makanan ke RS tentu mengikuti protocol kesehatan. Kurir
hanya bisa menitip ke security, dari security diserahkan ke perawat, dari perawat
diberikan ke saya. Beberapa kurir yang menghubungi saya untuk mengirimkan
barang mengucapkan doa untuk kesembuhan saya. Bagi saya didoakan bagi orang
yang tidak dikenal benar-benar luar biasa.
6. Saya memiliki peluang
untuk menjadi pendonor plasma
Saya merasa bersyukur
menjadi bagian yang memiliki peluang untuk mendonorkan plasma. Karena artinya
saya bisa membantu memberikan harapan kehidupan bagi pasien, memberikan harapan
kepada keluarga pasien, memberikan kontribusi untuk penelitian plasma di
Indonesia. Virus ini berikan Allah kepada saya agar bisa membantu orang lebih
banyak lagi.
7. Saya bertemu bisnis
MLM
Pertengahan bulan
November saya bertemu dengan bisnis MLM HDI. Namun pada saat itu saya masih
merasa biasa-biasa saja dengan bisnis tersebut. Di bulan Desember saya
terinfeksi dan harus isolasi yang membuat bisnis konvensional saya berhenti.
Saat ini saya memiliki usaha minuman, jasa titip dan preloved. Di bisnis MLM
saya tidak membutuhkan menyetok barang, packing barang, mengirim barang atau
membuat produk (seperti bisnis minuman). Tugas saya meng update, prospek dan
follow up menggunakan gadget yang saya pegang. Meski melakukan isolasi, saya
tetap bisa berbisnis. Benar-benar bersyukur.
8. Saya bisa beribadah lebih lama dan bersedekah
lebih luas
Saya tidak mau bercerita
terlalu banyak karena takut riya. Saya memiliki banyak waktu ketika isolasi, saya memilih untuk berkegiatan yang membuat hati saya tenang. Di samping itu, selama ini saya selalu percaya untuk
bersedekah dari orang terdekat, dari orang terdekat baru meluas ke orang lain.
Kondisi saya yang dirawat di RS membuat saya bisa berbuat baik lebih luas lagi.
9. Saya bisa beristirahat
lebih lama
Seperti orang sakit pada
umumnya kami banyak menghabiskan waktu diranjang. Secara otomatis jam tidur saya
memanjang (mungkin ditambah efek obat yang diberikan?). Biasanya saya tidur sekitar
pukul 23.00. Semasa isolasi pukul 20.00 saya sudah mengantuk. Dan tentunya
bangun lebih pagi, yaitu pukul 05.00. Belum lagi ditambah tidur siang.
10. Saya dinaikan derajat
oleh Tuhan YME dan sebagai penghapus dosa
Saya percaya segala musibah
yang sudah terjadi memang kehendak Allah. Dan tentu ada makna dibalik itu.
Seperti yang tercantum
dalam surat As-Syura ayat 30:
“wa mā aṣābakum mim muṣībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya'fụ
'ang kaṡīr”
“Dan
musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Hadits shoheh dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya seorang hamba ketika didahului
kedudukan di sisi Allah, dimana amalannya tidak sampai (kepadaNya), maka Allah
akan mengujinya di badan atau harta atau anaknya”
Dan dari Anas bin Malik Radhiallahu anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi
wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya agungnya pahala disertai dengan besarnya cobaan.
Sesungguhnya Allah ketika mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa
yang redo maka Dia akan redo dan siapa yang murka, maka Dia juga akan murka”
11. Saya paham apa yang benar-benar
dibutuhkan pasien
Seumur hidup alhamdulillah
saya tidak pernah rawat inap di RS. Inilah pengalaman pertama saya. Pengalaman
di RS membuka mata saya apa yang benar-benar dibutuhkan seorang pasien. Menurut
saya, dukungan emosional jauh lebih dibutuhkan dibandingkan dukungan lainnya.
Ketika kamu merasa tenang, bahagia dan percaya semua baik-baik saja maka imun
tubuhmu akan menguat dan lekas pulih. Sayangnya banyak sekali yang memiliki
stigma negatif terhadap pasien covid dan virus itu sendiri. Perkataan dan perilaku
yang tidak diperlukan oleh pasien yang malah memperburuk imunnya. Saran saya
bagi Anda yang sehat dan tidak terkena virus perbanyaklah edukasi diri dari
sumber terpercaya. Jangan hanya membaca broadcast message HOAX, menonton video
yang sudah didramatisir, dan mendengarkan berita yang “katanya.. katanya..”
12. Saya dapat melihat
berbagai sifat asli orang lain
Ketika situasi tidak
terkendali biasanya sifat asli orang keluar. Ada yang tetap tenang, ada yang
kalap sehingga membuat orang lain tak nyaman. Mari kita tetap kendalikan emosi
ketika situasi mulai tidak nyaman. Percayalah mereka yang membuatmu tidak nyaman
itu karena belum teredukasi dengan benar mengenai virus atau mereka yang memang
bersifat neurotic maka ini bukan tentang kamu ini tentang dirinya sendiri. Saran
saya fokuslah pada orang mendukungmu.
13. Saya bersyukur dapat
menulis ini karena memiliki harapan membawa kebaikan untuk orang lain
Jika tidak terinfeksi virus
tentu tulisan ini tidak akan terbit. Memang tidak mudah ketika mengalami
musibah. Saya tahu semua butuh waktu untuk menerima dan memprosesnya. Tidak
apa-apa, ambil saja dulu waktumu. Saya berharap ketika kamu sudah tenang, kamu
bisa menemukan makna bawah musibah ini bisa membawamu ke kebaikan.
Apakah saya pernah merasa
sedih, marah atau menangis ketika terinfeksi? Ya pernah. Apakah saya pernah
menerima stigma negatif, bahkan setelah dinyatakan sembuh? Ya pernah. Kalau
kamu merasakan perasaan negatif ya tidak apa-apa rasakan saja. Itu artinya kamu
sadar apa yang terjadi dengan dirimu. Rasa bersyukur terlebih lagi ditengah musibah,
memang membutuhkan proses. Jika sudah dapat berpikir jernih, mari berpikir
dengan logika. Hal apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Hal
baik apa yang didapat dari musibah ini? Hikmah apa yang saya dapat? Saya percaya
setiap cerita hidup pasti membawa kebaikan, entah untuk dirinya sendiri atau untuk
orang lain.
Semoga tulisan
saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.