Halo semuanya!
Nah kali ini saya mau menceritakan pengalaman pertama
kali ke Eropa dengan memakai hijab.. singkatnya, campur aduk!
Alhamdulillah beberapa waktu lalu saya
mendapatkan kesempatan untuk berkeliling Eropa. Negaranya
antara lain Italia, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, dan Swiss. Ditulisan
kali ini saya tidak akan menceritakan secara terperinci pengalaman sebagai hijaber
di setiap tempat, tapi apabila ada yang membekas di hati akan saya sebutkan tempatnya.
Sebelum berangkat saya terlebih dahulu
searching di internet mengenai hijaber-hijaber
di Eropa. Dari Google, YouTube, Instagram, dan sebagainya. Jujur setelah
searching rasa enggan untuk pergi semakin menyeruak. Saya takut kena
diskriminasi, dipandang aneh, susah ibadah, susah makan, lalu nanti ketika di
gate pemeriksaan bandara jangan-jangan saya malah disuruh buka hijab untuk
diperiksa, dan sebagainya..
Namun visa sudah ada, tiket sudah dibeli,
ya sudah saya tetap berangkat sambil berdoa semoga selalu berada dilindunganNya.
Penerbangan saya menggunakan pesawat Qatar Airways dari negara Qatar. Qatar
adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Ketika melihat kertas menu
makanan pesawat, di bagian bawah menu tertulis bahwa menu makanan
sudah disesuaikan dengan hukum Islam. Wah! Saya senang jadi saya tidak usah
khawatir apakah ini halal atau haram. Dari Indonesia saya terbang ke kota Doha
(Qatar) untuk transit, bandara di sini juga ada tempat sholat. Saya merasa
lega, karena nanti di Eropa akan jarang sekali menemukan tempat umum yang ada tempat
sholatnya. Setelah transit selama 2 jam saya melanjutkan penerbangan menggunakan
Qatar Airways ke Bandara Internasional Malpensa (Italia). Sesampai di Bandara
tentu saja tidak ada tempat sholat hehe. Di sini saya juga merasa lega ternyata
pemeriksaan di gate juga lancar. Ternyata pemeriksaannya standar aja, lepas jaket, ikat pinggang, jam, dan lainnya.
Destinasi pertama saya adalah ke Pisa melihat
Menara Miring. Selain Menara Miring juga ada museum, gereja, taman, dan toko
souvenir. Beberapa tahun yang lalu ketika belum berhijab saya sudah pernah ke
sini. Pada saat itu saya cuek aja kalau mau jalan sendiri, mau masuk melihat
gereja, atau berfoto di sekitar gereja. Entahlah saat ini saya ada keresahan.
Namun ketika memasuki wilayah Menara Miring ternyata beberapa pengunjung juga mengenakan
hijab. Saya perhatikan mereka juga biasa saja. Berwisata dan berfoto seperti
pengunjung lainnya. Wah saya merasa lega.
Dari awal niat saya memang hanya ingin berwisata
dan mengenal keragaman budaya. Namun karena melihat segala macam berita di
Internet muncullah keresahan. Sekarang saya jadi merasa agak berlebihan merasa
resah, mungkin yang tertulis di Internet tidak selalu akurat dan ini adalah
pengalaman pertama saya ke Eropa sebagai hijaber. Untuk makan, di sini saya makan di restoran cina di
sekitaran Menara Pisa, tempatnya keluar dari pembatas wilayah Menara dan ada
diujung jalan. Yeayyy sampai Eropa tetap makan nasi! Hehehe.
Besoknya jadwal tur saya adalah ke Saint
Peter Basilica di Vatikan. Vatikan adalah negara kecil di dalam negara Italia. Vatikan
juga merupakan pusat agama Katolik dunia. Untuk wisatawan memang diperbolehkan
masuk namun harus menggunakan guide local. Beberapa tahun lalu saya sudah
pernah ke sini tapi hanya sebatas berfoto di luar saja. Nah, tahun ini saya
dan keluarga masuk ke dalam Saint Peter Basilica untuk melihat dan mempelajari
sejarah. Untuk informasi, Saint Peter Basilica ini adalah gereja yang terletak pas
di bagian depan Vatikan. Orang umum tidak diperbolehkan masuk secara bebas ke
dalam Vatikan.
Dengan dipandu guide local kami masuk ke dalam sembari dijelaskan
tentang sejarah bangunan, lebar bangunan, apa saja isi-isi dari bangunan, dan
ada bagian dari bangunan yang hanya digunakan berpuluh-puluh tahun sekali. Wah saya
kagum ternyata megah sekali. Di dalam juga banyak sekali pengunjung. Gerejanya
juga sangat luas, karena keterbatasan waktu memang tidak bisa melihat satu
persatu secara detail. Untuk pengunjung hijaber juga ada, tapi memang tidak
sebanyak ketika saya berkunjung ke Menara Miring. Saya perhatikan juga
orang-orang tidak memandang saya dengan aneh, saya layaknya seperti ribuan
pengunjung yang datang, mungkin karena ini juga sekaligus tempat wisata jadi
siapa saja bebas berkunjung.
Lusanya saya pergi ke Duomo Di Milano yaitu
pusat perbelanjaan. Di sini kita bisa berbelanja, makan, atau hanya sekedar menikmati suasana. Oh ya, di sini juga di jual gelato super enak! Yang mau ke sini boleh dicoba, nama tokonya Granaio. Karena memakai hijab penjual juga menjelaskan ke saya mana gelato yang menggunakan alkohol mana yang tidak.
Nah, di sini saya berpapasan dengan (kalau saya perhatikan dari wajahnya)
pengunjung dari timur tengah, berusia sekitar belasan sampai 20an, mereka pergi
sekitar berlima. Beberapa dari mereka menggunakan “hijab gaul,” ya hijab yang
bagian depan rambutnya sengaja diperlihatkan, kainnya diletakkan di tengah kepala,
dan bagian antara leher dan bahu juga terlihat. Memakai hijab seperti itu
memang salah karena tidak sesuai dengan aturan. Tapi saya lihat orang-orang
juga cuek aja, entah karena tidak mengerti atau merasa tidak berhak menilai.
Sayapun hanya melihat sambil lalu sambil berjalan tanpa menengok lagi ke
belakang. Karena itu juga yang dilakukan orang-orang di sekitar. Namun saya
tentu mendoakan mereka agar hidayah turun lalu menggunakan hijab lebih baik
lagi. Sayapun juga masih belajar menggunakan hijab dengan benar.
Bersambung…
Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.
No comments:
Post a Comment