Halo!
Di
hari kedua japan trip, saya pergi ke Osaka! Kalau berbicara tentang Osaka, saya
selalu teringat dengan takoyaki. Dan.. yap, Osaka memang memiliki takoyaki
terenak di Jepang!
DAY
2
Pukul 08.00 saya berangkat dari Kyoto ke
Osaka, perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Suhu hari ini menunjukkan angka 7 derajat. Perkiraan cuaca juga mengatakan cuaca akan cerah dan tidak hujan. Baiklah, saya pikir hari ini akan lebih baik dari hari kemarin karena cuaca mendukung untuk jalan-jalan. Yuk, jangan lupa membawa jaket!
Destinasi pertama hari ini adalah ISTANA
OSAKA atau Osaka Castle. Istana Osaka
dibangun di atas kuil besar. Zaman dahulu kuil bukan hanya sebagai tempat
ibadah namun juga politik. Istana Osaka berusia lebih tua dari kota Kyoto atau
lebih dari 400 tahun (termasuk bangunan tertua di Jepang). Berdiri tahun 1583
oleh shogun yang sangat terkenal karena yang pertama menyatukan Jepang. Zaman
dahulu Jepang masih berupa feodal-feodal kecil yang saling berperang. Shogun
yang sangat terkenal tersebut bernama Hideyoshi Toyotomi. Beliau sangat hebat,
bukan dari keturuan bangsawan/kaisar namun dari keturunan petani. Di samping
itu, juga bukan berasal dari Osaka, namun berasal dari provinsi Aichi, Nagoya.
Beliau sangat cerdas, ahli strategi perang, dan memiliki banyak visi. Awalnya menjadi
bawahan (kaki tangan)nya seorang feodal yaitu Nobunaga. Setelah Nobunaga
meninggal, beliau langsung naik pangkat dan mengkonstruksi Istana Osaka. Tidak
hanya itu, beliau juga memperkenalkan sistem tata kota dan sistem sosial di Kyoto.
Ketika saya berjalan menuju Istana Osaka saya
melewati taman yang penuh dengan pohon-pohon sakura. Sayangnya ketika saya ke
sana, belum semua bunga bermekaran. Apabila bunga sakura bermekaran biasanya
orang-orang akan menggelar tikar dan berpiknik. Semakin mendekati Istana Osaka,
saya melihat batu yang ukurannya besar sekali yaitu 12 X 6 m. Dapat dikatakan 1
batu sama dengan 1 kamar. Sayapun menyempatkan diri memfotonya. Di samping itu
ada juga batu-batu yang lain, kurang lebih berjumlah 40.000. Batu-batu tersebut
merupakan sumbangan dari tuan-tuan feodal di seluruh Jepang. Pada setiap batu terdapat
stempel penyumbangnya. Orang Jepang tidak menggunakan tanda tangan namun
menggunakan stempel.
Sekitar tahun 1600an sebelum Jepang bersatu,
istana sempat terbakar ketika perang. Lalu dibangun lagi oleh Tokugawa, namun
lagi-lagi terbakar disebabkan oleh petir. Tahun 1931 Istana Osaka dibangun
kembali menggunakan beton. Nah, di istana yang sekarang juga sudah memiliki
penangkal petir. Di dalam istana terdapat 8 lantai. Menurut informasi, di dalam
istana terdapat museum yang isinya senjata perang, diorama, dan lain-lain. Saya
sendiri tidak masuk ke dalam istana karena keterbatasan waktu, cukup menikmati
suasana dan jajanan yang ramai di depan istana.
Di depan istana banyak kios jajanan yang
menggiurkan. Rekomendasi saya adalah paket takoyaki 4 rasa (harga 500 yen) dan es
krim matcha! Wuihhh, jauh-jauh ke Osaka rugi sekali kalau tidak makan takoyaki!
Di samping itu juga ada sate yakitori. Berbicara tentang makanan, menurut tour guide, orang Osaka lebih suka makan
daripada pakai baju bagus. Namun mereka banyak jalan kaki, makanya tetap kurus!
Karena itu Osaka di kenal sebagai dapurnya Jepang. Di samping itu, Osaka juga
dikenal sebagai kota dagang. Produk yang mendunia dari Osaka cukup banyak,
seperti Sharp, Nissin cup noodle, Tiger, Anelo, Oniska, dan lain-lain.
Setelah dari Istana Osaka saya makan siang
dengan makanan khas Osaka yaitu KUSHIKATSU. Kushikatsu adalah potongan-potongan
sayuran, seafood, dan daging yang ditusuk di stik bambu. Lalu tusukan tersebut
digoreng dengan salad oil (minyak
nabati), di Jepang tidak menggunakan minyak hewani.
Destinasi terakhir saya adalah ke JEMBATAN
DOTONBORI di tempat perbelanjaan Shinsaibasi. Kenapa ke sini? Karena di sini
terdapat gambar glico yang menjadi ciri khas Osaka. Siapa yang tidak tahu
gambar pelari yang sedang mangangkat tangannya? Yap itu dia! Tempat perbelanjaan di sini sangat luas dan besar. Tempat
perbelanjaan di sini juga ramai sekali, mungkin karena berada di pusat kota. Terbagi menjadi beberapa
blok, bangunanya juga bertingkat. Jangan lupa siapkan peta agar tidak kesasar. Terdapat
tempat makan sushi, takoyaki, mcd, dan egg
tart. Tempat oleh-oleh seperti donke hote. Tempat berjualan pakaian seperti
GU dan Uniqlo. Tempat elektronik seperi Big Camera. Tempat barang second branded seperti LV juga ada
(tentunya dengan kualitas yang sangat bagus, kalau tidak dikasih tahu secondhand kita tidak akan tahu). Kalau
ingin mencoba starbucks nya Jepang di sini juga ada, namanya Doutor, ukuran
gelasnya lebih besar dan harganya juga sedikit lebih murah. Kalau ingin matcha
dengan kualitas bagus juga ada, dapat dibeli di Daimaru Department Store.
Sebenarnya 1 hari tidak akan cukup kalau ingin melihat semua toko, jalan
utamanya saja 600 m lebih.
Yang paling penting bagi saya di sini ada tempat sholat untuk umat
muslim, wow! Terdapat di pusat informasi turis di lantai 2 (di lantai 1nya ada toko GAP). Bentuknya bukan mushola lebih kepada ruang tunggu dan fitting room.
Oh ya apabila mau makan ramen. Ramen di
Jepang kebanyakan tidak halal, karena kuahnya mengandung babi. Jadi walaupun
menggunakan daging ayam namun kuahnya tetap saja mengandung babi. Sedangkan untuk
udon tidak masalah, karena kuahnya mengandung rumput laut atau parutan ikan
bonito. Menurut tour guide, di Shinsaibasi sebenarnya terdapat ramen halal yang dibuat oleh orang Pakistan
Bersambung…
Semoga tulisan saya bermanfaat bagi
yang membacanya.
Love,
Irena
No comments:
Post a Comment