Halo Korea Selatan!
Ini adalah pertama kalinya
saya ke Korea Selatan, senang sekali bisa datang ke tempat baru dan mendapatkan
pengalaman baru, Alhamdulillah!
28.03.2018
On the Way South Korea
Beberapa jam sebelum penerbangan ke Korea saya
masih packing barang-barang. Ada beberapa hal yang harus selalu diingat. Seperti..
1. Saya datang ke Korea di akhir Maret yang artinya memasuki Musim Semi, suhu sekitar
8 - 19 derajat celsius. Jadi saya harus membawa coat, sweater,
sarung tangan, kaus kaki, lipgloss, body lotion dan sebagainya.2. Selanjutnya adalah uang. Mata uang Korea adalah won, 1 won sama dengan sekitar 13 rupiah. Lebih baik menukarkan rupiah di Indonesia daripada di Korea. Jadi saya harus menukarkan uang.
Dan sebagainya.. saya harus memastikan barang-barang tersebut tidak
tertinggal.
Hari ini saya pergi ke Korea Selatan
dengan penerbangan pukul 23.30. Menurut saya penerbangan
malam adalah penerbangan yang menyenangkan karena bisa sekalian beristirahat. Jadi perjalanan 6-7 jam tidak begitu terasa.
Selamat tidur semuanya!
29.03.2018
Selamat Datang di Korea Selatan
Saya tiba di Bandara Incheon sekitar pukul 06.00 waktu Indonesia. Namun karena
di Korea lebih cepat 2 jam, artinya saya tiba di Korea sekitar pukul 08.00.
Bandara Incheon sesungguhnya bukan di Kota Seoul, tapi di Kota Incheon. Incheon
itu adalah pulau kecil di samping Seoul. Dari Incheon ke seoul kurang lebih 1
jam perjalanan.
Untuk mempermudah
perjalanan, selama di Korea saya dipandu oleh local guide. Sedikit informasi,
untuk menjadi local guide di Korea harus memiliki license. Cara memiliki
license dengan cara mengikuti tes. Isi tesnya adalah pengetahuan sejarah korea,
pariwisata korea, geografi korea dan sebagainya. Tes tersebut mengunakan bahasa korea dan diselenggarakan
setiap 1 tahun sekali.
Suhu hari ini sekitar
13 derajat, suhu yang masih bisa diterima oleh manusia yang berasal dari negara
tropis seperti saya hehe. Menurut local guide suhu pagi dan sore biasanya lebih
dingin. Kalau ada angin biasanya lebih dingin 2 derajat.
Ketika saya mulai
meninggalkan Bandara Incheon terlihat pemandangan yang buram, cenderung gelap,
banyak debu-debu halus, langit tidak begitu enak dipandang. Menurut local guide
itu adalah debu-debu dari gurun di China. Biasanya kalau memasuki Musim Semi angin
menjadi kencang lalu pasir di China terbang ke daerah sekitarnya seperti Korea
dan Jepang. Di perjalanan saya juga melihat tanah-tanah yang sedang ‘dibangun.’ Menurut
penjelasan local guide mereka sedang melakukan reklamasi. Korea Selatan memiliki
tanah yang tidak begitu luas, belum lagi dibelah oleh Sungai Han. Sungai Han termasuk
sungai yang besar dan panjang sekali. Panjangnya 514 km dan tersambung sampai ke
Korea Utara.
Sifat masyarakat
Korea yang gigih, optimis, dan positive thinking membuat masyarakatnya memanfaatkan
sedikit peluang untuk mendapatkan uang. Hingga terbentuklah salah satu kota
hasil reklamasi di Korea yaitu Songdo. Sekarang Songdo telah menjadi kota yang
harga tanahnya sangat mahal.
Belajar Membuat Kimchi
Destinasi pertama
saya adalah Korea House. Di sini saya belajar membuat Kimchi. Kimchi merupakan makanan
fermentasi yang terbuat dari sayuran mentah. Jika fermentasi Kimchi matang maka
rasanya berubah menjadi kecut. Kimchi di setiap restaurant punya rasa yang
berbeda-beda karena kimchi memiliki lebih dari 200 jenis.
Bahan-bahan membuat Kimchi adalah lobak, sawi putih, timun, bumbu cabe, saus ikan, jahe, wortel, dan
bawang putih. Cara membuatnya adalah sawi putih di belah jadi dua bagian, lalu
garam kasar ditaburkan ke helai per helai sawi putih, setelah itu direndam
di air selama 5 jam, lalu di bilas bersih sampai asinnya hilang (minimal 5 kali
bilas), lalu angkat dan tiriskan selama 1 jam hingga layu.
Untuk bumbunya
lobak dan wortel di potong seperti korek api, bawang putih dan jahe di giling
halus, lalu gunakan pir sebagai pengganti gula, masukan
bumbu cabe dan kecap ikan teri untuk membantu fermentasi. Kimchi semakin lama
difermentasi akan semakin baik khasiatnya. Bahan-bahan dicampur dengan diaduk lalu
didiamkan selama 2 jam.
Tugas saya di sini hanya mengoleskan bumbu Kimchi ke setiap helai sawi putih yang sudah
difermentasi lalu mengikatnya. Setelah
jadi, dapat langsung di makan, atau masukkan dalam tempat kedap udara atau di dalam
kulkas, masih dapat dikonsumsi 3-4 hari ke depan. Namun Kimchi yang saya buat
di sini tidak boleh dibawa pulang karena akan disumbangkan untuk yayasan
sosial.
Kimchi mengandung
banyak sekali vitamin C, lebih banyak dari buah jeruk. Kimchi juga mengandung bakteri
menguntungkan lebih banyak dari pada yogurt. Fakta lainnya adalah Kimchi juga
sudah ditetapkan sebagai 5 makanan kesehatan dunia! Makanan kesehatan dunia
antara lain 1) yogurt, 2) nato, 3) olive oil, 4) kare, dan 5) kimchi. Nah, gambar
di bawah adalah hasil Kimchi buatan saya.. bagaimana menurut kalian? Hehe
Baju Tradisional Korea: Hanbok
Selanjutnya saya
pergi ke studio foto untuk berfoto menggunakan Hanbok. Hanbok adalah pakaian
tradisional Korea. Bagian atas pakaian berbentuk rompi lengan panjang.
Sedangkan bagian bawah berbentuk terusan yang lebar. Rata-rata Hanbok berwarna
cerah.
Makan Siang dengan Samgyetang
Menu makan siang pertama
saya di Korea adalah Samgyetang. Samgyetang adalah sup ayam gingseng. Ini
merupakan makanan stamina. Jelas sangat dibutuhkan.. secara saya kekurangan
tidur di pesawat semalam hehe. Jadi setiap 1 orang mendapatkan 1 ekor ayam.
Ukurannya tidak terlalu besar dapat dikatakan berukuran sedang. Di dalam daging
ayam terdapat gingseng dan nasi. Samgyetang ini juga disajikan di dalam mangkuk
batu hitam agar hangatnya bertahan lama. Kalau udara dingin seperti ini memang
enaknya menyantap yang hangat-hangat.
Menu tradisonal
Korea biasanya dimasak tanpa menggunakan garam atau penyedap rasa, semuanya alami. Namun biasanya
di atas meja juga disajikan garam, kecap asin, kimchi, pir yang difermentasi, dan
saus sambal Korea. Jadi apabila kita menyukai makanan yang kaya rasa. Kita
dapat menambahkan bumbu-bumbunya sendiri.
Selamat makan semuanya!
Nami
Island
Setelah perut kenyang.. perjalanan di lanjutkan
ke Chuncheon, tepatnya ke Pulau Nami. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Di sini saya bisa
melanjutkan istirahat hehe. Nah, sesampai di Chuncheon kita harus naik kapal
dulu untuk mencapai Pulau Nami. Naik kapalnya tidak terlalu lama sekitar 5
menit.
Pulau
Nami terkenal karena menjadi tempat shooting drama korea, berjudul Winter Sonata, yang
tayang pada tahun 2002. Namun mungkin belum banyak yang tahu Pulau nami ini dulunya
adalah tempat membuang mayat, ya membuang mayat Jenderal Nami. Jenderal Nami dulu
difitnah memberontak negara, dihukum mati, lalu mayatnya dibuang ke pulau
terpencil. Hingga akhirnya kebenaran terungkap, namanya dibersihkan, dan pulau
terpencil tersebut diberi nama Pulau Nami. Tadinya pulau ini tidak ada nama,
isinya juga hanya hutan pinus dan binatang liar. Namun sekarang binatang liar di Pulau Nami sudah langka, hanya ada burung unta yang diletakkan di balik pagar.
Sekarang
isi Pulau Nami adalah deretan pohon pinus, monumen kenangan Jenderal Nami, patung
kenangan drama Winter Sonata, kios-kios makanan kecil, dermaga, museum, toko souvenir,
dan mushola. Ya, di sini terdapat tempat sholat untuk muslim. Ada di bangunan berwarna
kuning di bawah ini.
Saya
juga sempat mencicipi Hotteok, enak sekali rasanya. Hotteok adalah redbean pancake
yang terdiri dari telur, gula merah, dan kacang. Recommended! Oh ya, untuk yang
muslim lebih baik tidak jajan sosis, karena sosis di sini berbahan daging babi.
Jembatan Tembus Pandang: Soyanggang Skywalk
Malamnya saya ke
Soyanggang Skywalk. Ini adalah jembatan dengan kaca transparan. Jadi kita bisa melihat
sungai yang mengalir di bawah kaki kita. Panjang jembatan ini kira-kira 1 km. Di Soyanggang
Skywalk ada patung gadis perawan, ia adalah seorang penyanyi. Lagu yang ia
nyanyikan diputar di atas jembatan.
Pengunjung dapat
menginjak jembatan kaca. Namun, sebelum menginjak pengunjung harus memakai alas
kain di kaki agar jembatan tidak rusak.
Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang
membacanya.
Love,
Irena
No comments:
Post a Comment