Thursday, March 27, 2014

Setan kecil

Peluk nurani untuk menyentuhku
Kuberikan tetesan harapan perlahan satu per satu
Jangan kau lepas tameng itu
Karena kau telah terpilih untuk menjinakkan setan kecil 


Irena nova wijaya, 2014

Wednesday, March 26, 2014

Ulat

Aku adalah ulat
Biarkan keberadaanku diam di bawah rimbunnya daun yang bersinar
Aku hanya ingin menikmati hembusan hidup
Merasakan alam semesta yang mencintai umatnya tanpa batas

Jangan ganggu aku
Hanya tunggu sebentar hingga selimut hangat menjemput 
Rasakan cahaya mengalir ke dalam relung yang kosong
Terisi dengan limpahan kekuatan maha dahsyat

Prek prek, sudah waktunya rupanya 
Perlahan pasti satu persatu sayap memaksa merentang menunjuk langit
Alam semesta memanggil sang kupu-kupu
Biarkanku mengejar keajaibanku



Irena nova wijaya, 2014





Tuesday, March 25, 2014

Dobrak

Kenapa harus malu kalau hanya semu? 
Bukankah itu hanya taktik yang menjelma jadi takut?
Tidakkah yang istimewa selalu dibungkus dengan hina?
Kuatkan sayap mu dan terbang mendobrak awan.


Irena nova wijaya, 2014

Saturday, March 22, 2014

Perjalanan

Aku berjalan.. Aku mencari..
Terus.. sepi.. dingin.. gelap..
Banyak belukar..
Ah.. sakit.. Aku terinjak..
Tapi ku terus berjalan..
Mau ku? Entahlah.. mungkin hanya memaksaku..

Berlalu.. terus berlalu..
Ah! silau..
Apakah itu? Cinta baru? Atau cerita baru?
Aku tak tahu.. tapi angan mengajak ku terus berjalan..
Satu.. dua.. tik.. tok..

Perih! Aku takut..
Tapi angan berkata “tidak apa”
Asa terus menerobos.. rasio tertinggal..
Panas! Ah bukan.. hangat kah?
Aku terus mencoba

“Sentuhlah” angan kembali berbisik
“Tidak kah kau ingat diri ku?” rasio membalas
Labirin.. cabang.. ranting..
Ah tidak!
Semua menggema menjadi satu

Putih.. bersih.. indah..
Sayap kah?
“Ya Aku adalah sayap”
Hitam.. berdebu.. mungil..
Tapal kah?
“Ya Aku hanya lah tapal"

Bergemuruh.. berisik! Hentikan!
Ku ambil hitam ku.. kucoba..
Cocok.. ku rasa..
Aah sesak.. sakit..
Namun asa terus berlari

Berbalik.. terkejut!
Lumpur saling menari menciptakan harmoni
“Tenang” jauh di belakang sana
Aku terus berlari
Tapal hitam menjadi kesatuan jiwa

Cahaya..



Irena nova wijaya, 2014