Monday, July 27, 2015

Memperingati Hari Anak Nasional

Di Indonesia, Hari Anak Nasional jatuh pada tanggal 23 juli sesuai dengan Keputusan Presiden no 44 Tahun 1984. Berbeda dengan beberapa negara lainnya seperti di Jepang dan Korea Hari Anak diperingati setiap tanggal 5 Mei, di India Hari Anak diperingati setiap tanggal 14 November, sedangkan Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni.

Sayangnya, tidak banyak anak-anak Indonesia yang tahu bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Apabila semua anak merayakan Hari Anak Nasional, bayangkan, terdapat 67 juta anak Indonesia (CIA World Factbook) yang bergembira merayakan Hari Anak Nasional. Anak akan merasa gembira, termotivasi, dan berharga. Hadiah apa yang akan anda berikan? Apakah hadiah tersebut bermanfaat? Apakah anak akan menerima hadiah dengan hati yang gembira? Apapun hadiah yang akan diterima anak, asalkan diberikan dengan niat yang baik serta ketulusan pasti akan tersampaikan dan bermanfaat bagi anak. 

Anak bagaikan sebuah kanvas putih. Seiring waktu kanvas tersebut akan diwarnai dengan warna-warni kehidupan. Keluarga dan lingkungan berperan penting mengarahkan warna apa yang akan ditoreh pada kanvas tersebut. Attachment dan pola asuh menjadi awal mula interaksi anak dengan pengasuh yang akan membantu anak bagaimana ia akan melihat dunia. Faktor genetik dan temperament tentu juga akan terlibat. Tidak ada lukisan yang sempurna. Semua tergantung persepsi setiap individu. Setiap lukisan memiliki latar belakang yang berbeda, memiliki teknik melukis yang berbeda, serta taburan finishing yang berbeda. Namun tidak ada seniman yang ingin membuat lukisan yang buruk. Seniman yang baik akan berusaha membuat lukisannya terlihat indah, membawa kebahagiaan bagi penikmatnya, serta berguna bagi banyak orang.

Namun, kenyataannya masih banyak kejadian yang memprihatinkan kita semua:
1. Dari 70,5 juta anak Indoensia, 17,7 juta (25%) dalam kondisi terlantar dan hampir terlantar (17 Desember, Kompas). 
2.  Jumlah anak (10-17 tahun) yang bekerja pada tahun 2005 di Indonesia mencapai 35,0 juta orang (Survei Angkatan Kerja Nasional yang dilakukan BPS).
3.  Jumlah penduduk miskin di Indonesia ada 31 juta. Banyak anak yang hidup dalam kondisi di garis kemiskinan dan dibawah garis kemiskinan (BPS, 2010).
4.  Tahun 2011 terdapat 28 persen dari 2.266 keluhan adalah kekerasan seksual yang di dalamnya termasuk kasus pelecehan seksual, perkosaan, dan eksploitasi seksual dengan latar belakang ekonomi.
5. Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat dari tahun 2011 hingga 2013 terdapat 7.650 kasus kekerasan terhadap anak Indonesia, dengan 30,1% dari jumlah tersebut atau sebanyak 2.132 kasus berupa kekerasan seksual.
6. Tahun 2009 terdapat jumlah penduduk berumur 5-12 tahun yang bekerja mencapai 674,3 ribu jiwa atau mencakup sekitar 16,64 persen dari jumlah total pekerja anak (penduduk usia 5-17 tahun) yang mencapai 4,05 juta orang.


Memprihatinkan bukan? Sebagai penerus bangsa anak memerlukan perhatian yang sangat serius. Anak memerlukan kelembutan serta kasih sayang dari keluarga, lingkungan, dan tentunya pemerintah. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis akan tumbuh dan berkembang menjadi orang yang dapat memberi kasih sayang pada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Ada baiknya kita meningkatkan kesadaran orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk memenuhi hak-hak anak. Menghindarkan anak dari tindak kekerasan, melalaikan, dan eksploitasi. Dan yang terakhir, mendukung upaya penyejahteraan anak.



Love, Irena Nova Wijaya.
Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.