Friday, July 20, 2018

Pertama Kali Ke Eropa Sebagai Hijaber


Halo semuanya!
Nah kali ini saya mau menceritakan pengalaman pertama kali ke Eropa dengan memakai hijab.. singkatnya, campur aduk!


     Alhamdulillah beberapa waktu lalu saya mendapatkan kesempatan untuk berkeliling Eropa. Negaranya antara lain Italia, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, dan Swiss. Ditulisan kali ini saya tidak akan menceritakan secara terperinci pengalaman sebagai hijaber di setiap tempat, tapi apabila ada yang membekas di hati akan saya sebutkan tempatnya.
     Sebelum berangkat saya terlebih dahulu searching di internet mengenai hijaber-hijaber di Eropa. Dari Google, YouTube, Instagram, dan sebagainya. Jujur setelah searching rasa enggan untuk pergi semakin menyeruak. Saya takut kena diskriminasi, dipandang aneh, susah ibadah, susah makan, lalu nanti ketika di gate pemeriksaan bandara jangan-jangan saya malah disuruh buka hijab untuk diperiksa, dan sebagainya..
     Namun visa sudah ada, tiket sudah dibeli, ya sudah saya tetap berangkat sambil berdoa semoga selalu berada dilindunganNya. Penerbangan saya menggunakan pesawat Qatar Airways dari negara Qatar. Qatar adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Ketika melihat kertas menu makanan pesawat, di bagian bawah menu tertulis bahwa menu makanan sudah disesuaikan dengan hukum Islam. Wah! Saya senang jadi saya tidak usah khawatir apakah ini halal atau haram. Dari Indonesia saya terbang ke kota Doha (Qatar) untuk transit, bandara di sini juga ada tempat sholat. Saya merasa lega, karena nanti di Eropa akan jarang sekali menemukan tempat umum yang ada tempat sholatnya. Setelah transit selama 2 jam saya melanjutkan penerbangan menggunakan Qatar Airways ke Bandara Internasional Malpensa (Italia). Sesampai di Bandara tentu saja tidak ada tempat sholat hehe. Di sini saya juga merasa lega ternyata pemeriksaan di gate juga lancar. Ternyata pemeriksaannya standar aja, lepas jaket, ikat pinggang, jam, dan lainnya.
     Destinasi pertama saya adalah ke Pisa melihat Menara Miring. Selain Menara Miring juga ada museum, gereja, taman, dan toko souvenir. Beberapa tahun yang lalu ketika belum berhijab saya sudah pernah ke sini. Pada saat itu saya cuek aja kalau mau jalan sendiri, mau masuk melihat gereja, atau berfoto di sekitar gereja. Entahlah saat ini saya ada keresahan. Namun ketika memasuki wilayah Menara Miring ternyata beberapa pengunjung juga mengenakan hijab. Saya perhatikan mereka juga biasa saja. Berwisata dan berfoto seperti pengunjung lainnya. Wah saya merasa lega.
    Dari awal niat saya memang hanya ingin berwisata dan mengenal keragaman budaya. Namun karena melihat segala macam berita di Internet muncullah keresahan. Sekarang saya jadi merasa agak berlebihan merasa resah, mungkin yang tertulis di Internet tidak selalu akurat dan ini adalah pengalaman pertama saya ke Eropa sebagai hijaber. Untuk makan, di sini saya makan di restoran cina di sekitaran Menara Pisa, tempatnya keluar dari pembatas wilayah Menara dan ada diujung jalan. Yeayyy sampai Eropa tetap makan nasi! Hehehe.
     Besoknya jadwal tur saya adalah ke Saint Peter Basilica di Vatikan. Vatikan adalah negara kecil di dalam negara Italia. Vatikan juga merupakan pusat agama Katolik dunia. Untuk wisatawan memang diperbolehkan masuk namun harus menggunakan guide local. Beberapa tahun lalu saya sudah pernah ke sini tapi hanya sebatas berfoto di luar saja. Nah, tahun ini saya dan keluarga masuk ke dalam Saint Peter Basilica untuk melihat dan mempelajari sejarah. Untuk informasi, Saint Peter Basilica ini adalah gereja yang terletak pas di bagian depan Vatikan. Orang umum tidak diperbolehkan masuk secara bebas ke dalam Vatikan.
     Dengan dipandu guide local kami masuk ke dalam sembari dijelaskan tentang sejarah bangunan, lebar bangunan, apa saja isi-isi dari bangunan, dan ada bagian dari bangunan yang hanya digunakan berpuluh-puluh tahun sekali. Wah saya kagum ternyata megah sekali. Di dalam juga banyak sekali pengunjung. Gerejanya juga sangat luas, karena keterbatasan waktu memang tidak bisa melihat satu persatu secara detail. Untuk pengunjung hijaber juga ada, tapi memang tidak sebanyak ketika saya berkunjung ke Menara Miring. Saya perhatikan juga orang-orang tidak memandang saya dengan aneh, saya layaknya seperti ribuan pengunjung yang datang, mungkin karena ini juga sekaligus tempat wisata jadi siapa saja bebas berkunjung.
     Lusanya saya pergi ke Duomo Di Milano yaitu pusat perbelanjaan. Di sini kita bisa berbelanja, makan, atau hanya sekedar menikmati suasana. Oh ya, di sini juga di jual gelato super enak! Yang mau ke sini boleh dicoba, nama tokonya Granaio. Karena memakai hijab penjual juga menjelaskan ke saya mana gelato yang menggunakan alkohol mana yang tidak.
   Nah, di sini saya berpapasan dengan (kalau saya perhatikan dari wajahnya) pengunjung dari timur tengah, berusia sekitar belasan sampai 20an, mereka pergi sekitar berlima. Beberapa dari mereka menggunakan “hijab gaul,” ya hijab yang bagian depan rambutnya sengaja diperlihatkan, kainnya diletakkan di tengah kepala, dan bagian antara leher dan bahu juga terlihat. Memakai hijab seperti itu memang salah karena tidak sesuai dengan aturan. Tapi saya lihat orang-orang juga cuek aja, entah karena tidak mengerti atau merasa tidak berhak menilai. Sayapun hanya melihat sambil lalu sambil berjalan tanpa menengok lagi ke belakang. Karena itu juga yang dilakukan orang-orang di sekitar. Namun saya tentu mendoakan mereka agar hidayah turun lalu menggunakan hijab lebih baik lagi. Sayapun juga masih belajar menggunakan hijab dengan benar. 


Bersambung…


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.