Wednesday, August 15, 2018

Pertama Kali Ke Eropa Sebagai Hijaber #3

Halo semuanya!
Ini adalah cerita trip Eropa yang terakhir.. Kali ini saya memiliki pengalaman unik di Belanda, Belgia, dan Perancis. Semoga masih tetap menyenangkan dan memberikan manfaat bagi kalian yang membaca. Oh ya kalau ada masukan boleh banget lho tulis di kolom komentar!

     Pagi ini saya pergi ke Zaanse Schans tempat traditional windmills di Amsterdam (Belanda). Selain berfoto dengan kincir angin di sini pengunjung juga bisa menyantap susu coklat panas.



     Selanjutnya saya pergi ke desa nelayan Volendam. Wah, saya suka sekali di sini. Desa ini terletak di pinggir laut. Sebelum memasuk desa saya melewati sederatan rumah penduduk. Semua rumah menghadap ke laut, memiliki desain yang indah, didekorasi bunga, didominasi warna putih, terlihat homey dan nyaman, rasanya menyenangkan bisa duduk di teras sambil melihat laut setiap hari. Memasuki desa banyak sekali pertokoan untuk turis. Salah satunya toko untuk berfoto memakai baju khas belanda! Pengunjung di sini banyak orang Indonesia, foto-foto yang dipajang juga rata-rata selebriti Indonesia.



     Sore harinya saya pergi ke Dam Square. Dam square adalah alun-alun Amsterdam dan bisa menjadi titik pertemuan. Banyak sekali burung di sini, menyenangkan melihatnya. Di sini kalian bisa duduk-duduk menikmati suasana kota, ke museum lilin, ke  royal palace of Amsterdam, pergi ke pusat pertokoan yang berada tepat di sebelah Dam Square, dan sebagainya. Saya memutuskan untuk berjalan kepertokoan. Saya lihat beberapa toko menjual produk ganja. Terlihat dari luar ada kue, permen, teh, minuman ringan, dan sebagainya. Semuanya dibungkus dengan sampul bergambar daun cannabis sativa (ganja). Ya inilah uniknya Amsterdam. Ganja menjadi hal yang legal di sini. Meski begitu pemerintah memberikan aturan penggunaan ganja yang terbatas.




     Selama di trip, sebagian besar sholat dilakukan di perjalanan. Atau.. kalau subuh dan sholat malam di hotel. Btw, selama trip di sini waktu magrib biasanya pukul 10 malam dan isya pukul 12 malam. Dan kebetulan selama trip ini saya hampir tidak pernah tidur di bawah jam 12, karena sayang juga sih hehe. Lebih baik tidur diperjalanan saja.
     Esoknya saya lanjut ke Brussels (Belgia). Saya ke Manneken Pis, patung ikonik anak kecil buang air kecil. Yang lucunya sekarang patung ini diberi celana. Padahal beberapa tahun lalu tidak. Legenda patung ini kurang lebih seperti legenda Malin Kundang di Indonesia.



     Di sekitar patung ini ada tempat menjual waffle yang terkenal. Banyak sekali pilihan toppingnya. Rasanya enak, gurih, manis, tekstur wafflenya renyah, besar pula porsinya. Recommended! Tapi harus sabar antri ya.



     Selanjutnya saya pergi ke Monumen Atomium. Ini adalah monumen kristal besi setinggi 103 meter. Ketika saya ke sana ada gambar smurf yang diletakkan di bagian atas monumen. Wah ternyata smurf dari Belgia!



     Keesokan paginya saya pergi ke Brugge (Belgia). Dari kemarin saya perhatikan penduduk Belgia memiliki muka yang kurang lebih sama dengan penduduk eropa, seperti rambut pirang, hidung mancung, kulit putih, dan sebagainya. Namun ada perbedaan yang saya lihat, yaitu tinggi badan. Saya perhatikan penduduk di sini tidak setinggi di negara-negara yang saya kunjungi sebelumnya. Kurang lebih seperti tingi penduduk Indonesia, ya agak tinggi sedikitlah.
     Brugge (Belgia) adalah kota yang indah. Banyak penduduk yang menggunakan sepeda karena jalanan di sini sempit. Mayoritas rumah di sini juga terdapat patung ayam di bagian atasnya. Jujur sampai sekarang saya tidak tahu apa maknanya? Adakah yang bisa sharing? Hehe. Saya berjalan di kota ini melihat bangunan-bangunan tua berkesan gothic, perahu yang berjalan di kanal-kanal, sungai yang luas dan bersih, kereta kuda, dan sebagainya. Berada di Brugge membuat saya merasa ada di abad pertengahan.





     Di sini saya juga mencicipi makanan kecil khas Belgia. Saya mencicipi keju goreng. Enak sekaliiii! Saya berharap di Indonesia juga ada. Bentuknya persis seperti perkedel, lonjong, pipih, dan tebal. Dibagian luar diselimuti dengan tepung crunchy, namun dalamnya keju yang lumer dimulut. Nyum! Sorenya trip saya berlanjut ke Paris (Perancis).
     Pagi ini saya ke Disneyland Paris. Udaranya cukup panas kurang lebih seperti di Jakarta. Beberapa kali saya harus berteduh karena saking panasnya. Menyenangkan bisa ke Disneyland, melihat permainan dengan tema Disney, souvenir Disney, toko-toko Disney, wah lucu semuanya! Untuk permainannya lebih untuk anak-anak, kurang menantang untuk orang dewasa. Tapi untuk foto-foto.. wah jangan dilewatkan! Background yang lucu-lucu harus diabadikan! Saya perhatikan Disneyland Paris juga tidak terlalu luas dibandingkan Disneyland yang pernah saya kunjungi di Jepang dulu.




     Sorenya saya pergi ke La Valle Village, ini adalah pusat perbelanjaan dari barang biasa sampai branded. Harganya juga relatif lebih murah.
    Malamnya saya pergi ke Menara Eiffel. Jujur, awalnya saya tidak banyak berekspektasi.. dibayangan saya hanya bangunan tinggi lempengan besi saja. Namun ternyata Menara Eiffel di malam hari memberikan kesan yang berbeda. Indah sekali. Indah yang berbeda dengan di Belgia atau Belanda. Lebih ke indahnya khas kota besar. Menara Eiffel yang dipasangi lampu-lampu memancarkan sinar, langit malam yang terbentang luas, ditemani dengan pemandangan sungai di samping Menara. Mungkin memang benar Menara Eiffel adalah tempat yang romantis, terlebih lagi kalau dinikmati dengan pasangan. Malam ini saya tidak naik ke atas, hanya menikmati dari persis di bawah Menara dan dari jembatan sungai (keluar wilayah Menara) agar bisa melihat Menara secara keseluruhan. Favorite saya adalah menikmatinya dari jembatan atau pinggir sungai karena semakin terasa romantisnya malam di Menara Eiffel.



    Esoknya saya kembali ke Menara Eiffel. Ternyata benar bayangan saya, Menara di siang hari tidak sebagus di malam hari. Biasa saja. Lalu saya ke Arc du Triomphe (menumen kemenangan Paris) dan Museum Louvre (bangunan ikonik segitiga). Btw, toilet di Museum Louvre ini adalah toilet termahal selama euro trip saya haha, dibandrol 1.5 euro (sekitar 25.000). Biasanya masuk toilet dikenakan biaya 50 cent sampai 1 euro.




    Sorenya saya ke berbelanja di Gallery Lafayette, pusat perbelanjaan yang menjadi simbol fashion Paris. Kurang afdol ya kalau ke Paris tapi tidak ke sini. Di sini banyak sekali turis dari mancanegara. Beberapa kali saya bertemu turis dari Indonesia. Di Paris beberapa kali saya bertemu hijaber, walau tidak sebanyak ketika saya di Strasbourg. Saya perhatikan juga wajah beberapa hijaber di sini menunjukkan bahwa mereka pendatang.
     Malamnya saya harus packing semua barang-barang. Karena esok pagi saya akan kembali ke Indonesia. Saya kembali menggunakan Qatar Airways, jadi saya transit ke Doha (Qatar) baru ke Indonesia. Saya merasa aman menggunakan maskapai ini karena di menu makanannya tertulis bahwa makanan sudah disesuaikan dengan hukum Islam, yaitu halal. Terlebih lagi ketika transit di Doha saya dapat sholat di tempat sholat, tidak lagi diperjalanan. Karena perbedaan waktu yang cukup panjang, saya sampai di Indonesia esok paginya.
     Secara keseluruhan perjalanan di Eropa cukup menyenangkan. Ada beberapa tempat yang saya ingin datang kembali untuk explore lebih dalam. Semoga saja dapat terwujud. Sebagai penutup saya ucapkan terima kasih untuk Eropa atas pengalaman dan pengetahuan barunya.


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.


Tuesday, August 7, 2018

Pertama Kali Ke Eropa Sebagai Hijaber #2


Halo semuanya!
Pada tulisan kali ini saya kembali menceritakan pengalaman saya pertama kali ke Eropa sebagai hijaber. Kalau melihat tulisan pertama saya.. sepertinya cerita saya masih jauh dan tidak tahu sampai postingan ke berapa cerita ini berakhir, tapi semoga kalian tidak bosan ya!
  
     Pagi ini saya ada di Zurich (Swiss). Dari awal trip ini dimulai saya selalu penasaran bagaimana sih negara Swiss itu? Bagaimana sih pegunungan salju itu? Dan untungnya hari ini saya menuju ke Pegunungan Titilis tempat salju abadi. Menyenangkan bisa memuaskan rasa penasaran!
     Ketika bersiap-siap saya memutuskan menggunakan rok panjang dengan dalaman legging tebal yang sampai menutupi telapak kaki. Tidak lupa saya membawa celana longjohn incase terasa sangat dingin. Saya cukup bosan menggunakan celana terus menerus. Sekali-kali ingin juga pakai rok hehe.
   Sampai di wilayah pegunungan Titlis.. wah, saya senang sekali karena dekat dengan alam! Hamparan pegunungan, puncak gunung berwarna putih, udara yang bersih, rasanya batin ini segar sekali.. Untuk naik ke atas, pengunjung harus menggunakan cable car dengan kapasitas 50 orang, itupun pengunjung berdiri. Sampai dipemberhentian, terdapat toko souvenir dan cafe.


     Namun untuk ke atas pegunungan harus kembali naik cable car dengan kapasitas 4-6 orang, nah kalau di sini pengunjung dapat duduk. Sampai di atas terdapat ruang terbuka, jadi pengunjung dapat bermain salju, berfoto, atau mencoba perosotan salju ala-ala ditempat yang ada undakannya. Ternyata bermain salju dengan menggunakan rok tidak merepotkan, malah saya senang karena foto saya jadi terlihat bagus hehe. Saya berharap lain waktu saya dapat kembali ke sini lagi, Amin.



     Esoknya saya pergi ke Danau Titisee (German). Suasana di sini cukup menyenangkan, danau terbentang luas, pantulan langit yang jernih, deretan pohon berjajar rapi, dan yang paling penting udara yang segar! Tempat ini juga terkenal dengan cuckoo clock nya, jadi kalau kamu penggemar barang vintage jangan lupa beli ya!



    Menjelang sore saya menuju Strasbourg (Perancis). Di sini saya makan malam di sebuah restaurant lokal bernama Le P’ti Max, penyajiannya lumayan lama, padahal pengunjung tidak banyak, tapi setelah makanannya datang.. ternyata rasanya enak sekali.Ya.. rasa bosan dan jengkel karena menunggupun terbayarkan.



     Setelah makan malam saya berjalan-jalan keliling kota Strasbourg. Kota ini indah, bangunannya authentic, jalanannya ramah pejalan kaki, udaranya segar, selain itu meski saya berjalan malam-malam tapi langit tetap terang. Saya perhatikan di kota ini cukup banyak hijaber, kalau saya perhatikan dari wajahnya sebagian besar dari mereka sepertinya penduduk lokal. Saya mulai berpikir apakah kota ini ramah untuk muslim? Maksud saya, apakah ada tempat sholat di mana-mana seperti di Jakarta? Apakah mudah mencari makanan halal? Karena dua hal itu yang terpenting dalam memilih tempat tinggal.


     Malam ini saya hanya berjalan mengelilingi kota dan kembali lagi ke hotel ketika langit sudah benar-benar gelap. Saya harap suatu hari saya bisa kembali ke kota ini untuk mencari tahu lebih banyak.
     Esoknya perjalanan saya dilanjutkan menuju Cologne (German). Tempat ini terkenal dengan cathedral bergaya gothic dan cologne nya. Ya, wewangian cologne berasal dari kota Cologne! Jadi kalau suka dengan sesuatu yang authentic kalian wajib beli cologne di sini. Di bagian luar cathedral banyak sekali pengunjung. Dari yang hanya sekedar duduk, berfoto, berjalan-jalan, berbincang, sampai ada yang bermusik sambil berjoget. Di sini saya juga beberapa kali berpapasan dengan turis dari Indonesia.




Bersambung…

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.