Saturday, June 6, 2015

Pendakian Gunung Pangrango: Perjalanan Tiga Misi

Halo!
Tulisan saya kali ini mengenai perjalanan saya dan teman-teman dengan membawa tiga buah misi. Mau tahu apa saja? Baca terus ya!

Sebelum memulai perjalanan tentunya ada beberapa hal yang kami persiapkan. Latihan fisik, perlengkapan individu hingga perlengkapan kelompok. Belum lagi tetek bengek seperti perizinan, konsumsi, manajemen waktu, dan hal-hal lainnya. Tak jarang kepala jadi pening dan dompet jadi kering. Namun puji syukur sampai hari H tidak ada masalah yang berarti, kami siap berangkat menuju lokasi pendakian. Yeah!

Saya akan berbagi barang-barang yang kami bawa, semoga bermanfaat! Barang pribadi adalah carrier, sleeping bag, ponco, webbing, snack, peralatan makan, air, lighter, headlamp, senter, baterai cadangan, jaket, peluit, sandal, sepatu, kaos kaki, P3K, matras, trash bag, pisau lipat/cutter, tisu basah dan kering, pakaian, topi rimba, jam tangan, dan slayer. Sedangkan barang kelompok adalah konsumsi, peta, kompas, alat tulis, buku catatan, tunas, karung sampah, parafin, tramontina/golok, tenda, fly sheet, kompor, gas, nesting, tali rafia, plastik cor, kamera, garam balok, bendera, benang jahit, jarum, nilon, jarum nelayan, peniti, kancing, gunting, kain pancing dan tali pancing. Pastikan tidak ada satupun barang yang tertinggal, karena barang-barang tersebut sangat penting untuk menunjang kehidupan di tengah-tengah alam yang ganas hahaha.

Friday

19.00
Gedung utama. Di sini kami basa-basi kiri-kanan, makan malam, dan foto-foto. Pasukan yang ikut pada pendakian kali ini adalah Dorce, Tawon, Dangdut, Kangjen, Atun, Lutung, Bandot, Pacet, Katak dan saya sendiri (hayo tebak siapa? hahaha).


19.40
Grogol. Dengan menggunakan angkutan umum kami berangkat dari Grogol menuju Kp. Rambutan. Sampai di Kp. Rambutan kami menunggu bus menuju Puncak cukup lama, kira-kira satu jam. Kamipun memutuskan untuk mengecek barang bawaan dan.. oh oh! ternyata perbekalan makan malam hilang, ya nasi rendang hilang! Ok ini konyol.. kamipun akhirnya membeli makan di Stasiun Kp. Rambutan. Perjalanan Kp. Rambutan - Puncak/The Villas ditempuh selama 2 jam 30 menit.

Saturday

00.55
The Villas. Turun di depan The Villas kami disambut oleh Koor kami, Dwi Chandra. Setelah makan malam dan bersiap-siap kamipun memulai pendakian. Jangan lupa berdoa dan mempersiapkan mental!
02.15
Awal pendakian. Jalur awal yang dilalui adalah bebatuan di mana saya merasa agak berat, terus masuk ke dalam kamipun akhirnya menjejak tanah. Pendakian yang dimulai saat tengah malam menyebabkan satu-satunya penerang adalah head lamp yang kami digunakan. Kami sempat ragu dan menerka-nerka jalur mana yang akan membawa kami ke tempat tujuan. Beberapa kali kami harus membuka jalan sambil menandai jalan mana saja yang telah dilalui. Tak terasa, perlahan sinar matahari muncul dan pendakian menjadi lebih mudah. Ada saat di mana jalur menjadi terjal dan kami menggunakan webbing untuk mempermudah pendakian.




07.20 
Puncak Gn. Geger Bentang (Gerben). Alhamdulillah sudah sampai, saatnya meluruskan kaki dan sarapan. Menu gunung pertama kami adalah sup sosis, yum! Sedikit informasi, Gn. Geger Bentang memiliki ketinggian 2042 mdpl dan berada di punggung Gn. Pangrango. 




10.35
Side. Selesai sarapan di Puncak Gn. Gerben kami melanjutkan perjalanan ke Side. Side adalah satu titik di mana terdapat tanah lapang dan sudah terdapat vegetasi puncak gunung. Di sini Anda dapat mendirikan tenda atau sekedar beristirahat. Sebelumnya saya peringatkan.. pakailah pakaian yang pas ketika mendaki! Pas di badan juga pas di alam. Kenapa? Karena selama pendakian Puncak Gn. Gerben - Side salah satu anggota kami, Kangjen, menyalurkan bakat kreasi fashionnya alias (hampir) mengubah celana panjang menjadi hot pants hahaha! Sampai Side, akhirnya saya dan anggota wanita lain membantu menjahitkan kembali celananya. Ok kembali ke laptop! Karena ini adalah jam nanggung, kamipun mempersiapkan makan siang sambil berbagi tugas bakti alam. Bakti alam yang kami lakukan adalah menanam tunas pisang dan tunas nangka. Tunas-tunas tersebut kami tanam di beberapa titik. Tidak lupa operasi semut sebelum meninggalkan Side (operasi semut adalah kegiatan membersihkan wilayah yang telah digunakan). Di sini juga mulai terlihat pacet-pacet 'lucu' yang siap 'mencumbui dengan mesra' kulit mulus Anda, bersiaplah.. Setelah perut kenyang, hati senang, dan alam tenang kamipun melanjutkan perjalanan.




16.05 
Perjalanan menuju Mata Air. Hujan perlahan turun namun tidak deras. Cukup membuat kami berpikir, "Berapa lama perjalanan yang akan kami tempuh?". Kami memakai rain coat dan terus berjalan. Setelah hujan reda kami memilih istirahat sejenak. Di sini kami sempat bertemu dengan dua orang pendaki yang katanya nyasar dari Gn. Mas. Setelah energi sudah terkumpul, menjelang malam pendakian kembali dimulai. Perjalanan rasanya baru benar-benar dimulai, kami dihadapkan dengan jalur yang sangat sempit yang diapit oleh jurang. Oleh karena itu, diperlukan langkah dan kewaspadaan yang tinggi. Di perjalanan kami menemukan sebuah batang pohon yang terdapat XXX (maaf belum lulus sensor hahaha). Inilah misi pertama kami, membersihkan batang pohon tersebut hingga bersih. Kenapa menghapus batang pohon menjadi salah satu misi kami? Baik akan saya jelaskan, sebelum pendakian kali ini beberapa rekan kami sudah pernah melakukan pendakian dengan jalur yang sama. Namun Ia melakukan kesalahan, jadi tugas kami adalah membersihkan kesalahan tersebut. Ok! Misi pertama: sukses. Kami terus berjalan dan tak terasa matahari tak memperlihatkan lagi sinarnya. Udara malam dan energi yang terus menerus dikuras membuat badan menjadi dingin dan lelah. Beberapa kali kami istirahat dan menyalakan parafin. Jangan terlalu lama beristirahat di hutan karena akan membuat badan lemas dan kedinginan. Ada saat di mana saya sudah merasa lelah dan sangat mengantuk, namun beruntung memiliki teman-teman yang selalu saling mendukung. Semangat kawan! 
22.00
Mata Air. Akhirnya kami sampai juga setelah perjalanan yang sebentar. Ya, sebentar-sebentar istirahat.. sebentar-sebentar brainstorming.. sebentar-sebentar nimbang-nimbang ini itu (macam di pasar).. Lokasi Mata Air memiliki tanah lapang seluas sekitar 4 x 5 m dan dibagian kiri agak turun ke bawah terdapat mata air. Di sinilah kami akan mendirikan tenda dan bermalam. Kami membagi tugas, yang wanita mempersiapkan makan malam dan pria membangun tenda. Setelah perut terisi dan berganti baju kamipun melepas lelah di dalam sleeping bag rasa spring bed (you wish!). Selamat malam alam..

Sunday

06.00
Selamat pagi Mata Air! Bangun tidur dan langsung bergegas menikmati alam? Pastinya! Mumpung masih pagi, udara sejuk dan badan segar. Psst.. di sini juga terjadi balada muda antara Pacet dan Dorce, uhuuuy! Setelah sarapan dan bersiap-siap, kami memulai pendakian ke Puncak Gn. Pangrango. Let's go!



11.00
Mandalawangi. Ok kami sudah sampai di Mandalawangi, waktu yang ditempuh dari Mata Air sampai Mandalawangi sekitar 1 jam. Jujur saja, jalur Mata Air - Mandalawangi cukup sulit. Jalur yang cukup terjal dan terus menerus menanjak. "Kuatkan mental kami, alam!" Salah satu rekan kami, Katak, memilih untuk mendaki duluan agar kami tiba di Mandalawangi diwaktu yang sama. Tips mengahadapi kesulitan mendaki: minimalisir mengeluh karena hanya akan menyebarkan energi negatif! Tiba di Mandalawangi.. rasanya senang sekali "Akhirnya, yeaaay!". Cukup ramai pendaki yang berkemah di sini, mungkin karena weekend. Berbeda rasanya dengan hari kemarin, yang ketemunya lo lagi.. lo lagi.. mayan dah hari ini cuci mata ncuuuk! hahaha. Sebelum menuju puncak kami melakukan operasi semut di Mandalawangi selama 1 jam. 




12.15
Puncak Gn. Pangrango. Puji syukur sampai di puncak! Alhamdulillah semua anggota berhasil sampai, yang artinya Misi kedua: sukses! Gunung Pangrango memiliki ketinggian 3019 mdpl dan merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gn. Ciremay. Setelah basa-basi dengan pendaki-pendaki lain, foto-foto, dan operasi semut kami turun kembali ke Mandalawangi lalu dilanjutkan kembali ke Mata Air.


14.15
Mata Air. Setelah lelah bolak-balik, kami memutuskan menikmati alam sebentar lagi, memberi makan cacing-cacing di perut, serta tidak lupa operasi semut. Menu dinner kali ini adalah pasta spaghetti rasa gunung. Psst.. jangan pernah membuang-buang makanan di gunung ya. Bon appetit!
18.45
Menuju Side. Kami berjalan menuruni gunung. Hari sudah gelap, kamipun berjalan dengan menyalakan headlamp/senter masing-masing (kecuali Lutung yang menggunakan senter "Pak RT" alias senter emergency hahaha). Perjalanan malam memang lebih enak, namun tingkat kewaspadaan juga lebih tinggi. Sekali lagi, Lutung, terjatuh dan hampir masuk jurang. Beruntung, Tuhan masih sayang sama kamu Nak :') Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya kami menghitung jumlah anggota, pastikan anggota pendakian tidak berkurang atau bertambah ya hihihi. 
22.30
Side. Rencana awal kami adalah hanya untuk istirahat dan manyantap snack lalu kembali melanjutkan perjalanan. Namun karena satu dan lain hal kamipun melakukan voting. Apakah perjalanan akan kami lanjutkan atau bermalam sekali lagi? Akhirnya kami memutuskan kembali bermalam. Buka carrier lagi, mendirikan tenda lagi, dan menarik fly sheet lagi. Kali ini yang wanita ikut mendirikan tenda. Setelah tarik sana tarik sini, jadilah gubuk-gubuk baru kami. Selamat malam Side.. Selamat malam pacet-pacet nakal.. 


Monday

05.00
Wake up! wake up! Semangat lestari, kita kembali ke Jakarta! Sarapan pagi ini disponsori oleh anggota pria yang memasak nasi dengan durasi 2 jam, congrats! Selagi memasak kami berbagi tugas packing tenda dan carrier. Tidak lupa foto-foto dan ucapkan salam perpisahan pada pacet-pacet nakal, sehat-sehat ya kamu ncuuuuuk! (Yaps, saya sempat mengabadikan wajah-wajah gembira mereka selagi di gunung, katanya sih "You aren't wealthy until you have something money can't buy" aseeeek)









10.30
Puncak Gn. Gegben. Perjalanan pulang kami tempuh lebih cepat dari pada berangkat, sekitar 1 jam 45 menit. Di sini kami bertemu dengan pendaki-pendaki lain yang berasal dari Sentul. Seperti biasanya, kami basa-basi sampai basiii, menyantap snack, dan operasi semut. Terakhir, kaki kami melangkah turun, "Awak sebentar lagi pulang kampuang Bundoo!" 


14.30
The Villas. Setelah melewati jalur Puncak Gn. Gerben - The Villas yang diapit oleh jurang dan naik-turun bukit beberapa kali. Puji syukur kami semua sampai bawah dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Semua sampah yang kami kumpulkan selama pendakian dan operasi semut kami bawa turun, ditambah penanaman bibit yang telah dilakukan, yang artinya misi ketiga: sukses! Dengan demikian, berakhirlah perjalanan tiga misi kami. Terima kasih kepada Tuhan YME yang memberikan rahmatNya kepada kami dan terima kasih kepada anggota MPM atas toleransi dan solidaritasnya yang tinggi. Jaya jaya jaya!



Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena Nova Wijaya.