Friday, October 30, 2015

The Mystically Beautiful and Unique Makassar-Toraja Trip #2

Selamat pagi! 
Hari kedua trip Makassar-Toraja saya habiskan di beberapa tempat wisata Makassar serta perjalanan menuju Toraja. Sebelumnya, jangan lupa isi tenaga dengan sarapan bergizi! Selamat jalan-jalan!

Kawasan Wisata Alam Bantimurung. Sampai di tempat wisata saya disambut dengan gerbang masuk berbentuk kupu-kupu berukuran besar, ya, karena kawasan wisata ini dikenal dengan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat ini sedikitnya terdapat 250 spesies kupu-kupu yang dilindungi pemerintah. Menurut Wikipedia, antara tahun 1856-1857 Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di sini untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung sebagai The Kingdom of Butterfly. Namun sayang, ketika saya ke sini tempat penangkaran kupu-kupu jebol oleh tragedi angin kencang dan menyebabkan kupu-kupu tersebut terbang dan menghilang entah ke mana. Eits! Jangan sedih, karena masih banyak hal yang dapat dinikmati seperti air terjun bantimurung dan perairan yang berwarna hijau. Sepanjang jalan saya ditemani oleh rerimbunan pohon dan angin semilir sepoi-sepoi. Pertama-tama saya mendatangi air terjun bantimurung, untuk menikmati segarnya air asli pegunungan. Lalu di sebelah kiri air terjun terdapat anak tangga yang akan membawa saya ke goa-goa prasejarah, namun karena keterbatasan waktu saya tidak sempat ke sana. Melihat perairan berwarna hijau nan indah dan asri cukup bagi saya untuk memanjakan mata. Biaya masuk untuk turis lokal sebesar 25k sedangkan untuk turis internasional sebesar 225k.



 

Situs Purbakala Leang-leang. Tidak jauh dari Kawasan Wisata Alam Bantimurung terdapat Situs Purbakala Leang-leang. Di sini terdapat bebatuan karst yang sudah berumur ribuan tahun dan goa prasejarah. Leang Pettakere, yang berarti goa bangsawan. Di dalam goa tersebut terdapat lukisan babi rusa dan telapak tangan manusia yang menjadi bukti peninggalan manusia purbakala. Gambar telapak tangan sendiri bertujuan sebagai tolak bala.






Sungai Pute menuju Desa Rammang-rammang. Selanjutnya saya menuju ke Desa Rammang-rammang di Kabupaten Maros dengan melewati Sungai Pute. Saya menggunakan perahu kayu dengan motor tempel untuk menuju sana. Menyenangkan rasanya menyusuri Sungai Pute sembari menikmati pemandangan mangrove, nira, dan bebatuan cadas yang menjulang tinggi. Beberapa kali perahu saya juga meyusuri dalam goa. Sekitar 20 menit saya pun tiba di Desa Rammang-rammang. Rammang-rammang artinya sekumpulan awan atau kabut. Karena awan atau kabut sering turun di kawasan ini pada pagi hari atau ketika hujan. Di Desa Rammang-rammang saya dimanjakan dengan gugusan pegunungan karst dan hamparan sawah. Sayang, ketika saya datang sedang musim kemarau menyebabkan hamparan sawah menjadi kering. Selain itu, Desa Rammang-rammang dinobatkan sebagai desa dengan pegunungan karst terbesar kedua di dunia setelah kawasan karst Guilin di Cina Selatan. Di samping itu, kawasan karst hanya terdapat tiga di dunia yang ketiga berada di Halong Bay Vietnam. Setelah puas bersantai sembari makan siang dan menyantap kopi, saya dan pasukan melanjutkan perjalanan menuju Toraja selama delapan jam. Di perjalanan kami menemukan spot melihat sunset yang cantik sekali. 











To be continued... #3


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena Nova Wijaya.