Saturday, January 31, 2015

Balada Orang Muda

Di persimpangan
Tersadar ada yang tertinggal dan sedang menunggu
Lalu Ia merenung
Bukankah tadi sudah dijemput?

---

Yang terlihat belum tentu yang tersirat
Mulut berucap
Mata melihat
Namun hati hanya diam dengan ribuan makna

---

Tersipu kuungkapkan namun risau kuluapkan
Berusaha kusangkal namun kenapa semakin kekal
Kamu, kenapa perasaanku jadi gundah gulana?

--- 

Aku yang menipu, kenapa aku yang merindu? 
Ketika kau senyum membuat bibirku malu mengulum
Apakah cinta berakar dari karma?


Irena Nova Wijaya


Monday, January 26, 2015

Hanya Satu

Cahaya bulan menusukku dengan berbagai pertanyaan
Seolah-olah akulah sang kunci jawaban
Siapa yang berlari, siapa yang kalah, siapa yang berlari, siapa yang menang
Langit bukan hanya tentang hitam dan putih

Jangan menerima nasib buruk seolah-olah memang dijalankan untuk kita
Pasrah menerima sebagai kutukan

Bila ingin hidup bebas kita harus belajar terbang

Biarlah pohon bambu, jadilah pohon oak yang berani menentang anginBiar kudekap dan kudengar detak jantung langit
Kenangan; semuanya akan dan harus berlalu

Mahkluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada
Kita sungguh berbeda akan semua kecuali akan cinta

Dan kebenaran hanya satu




Irena Nova Wijaya

(Sumber inspirasi: Soe Hok Gie)

Wednesday, January 14, 2015

Anak Tunagrahita Belajar Menjadi Pemimpin



ARSIP RETTY N. HAKIM

“Biarkan kami menang, tetapi jika kami tidak menang, biarkan kami berani untuk mencobanya.” adalah sepenggal kalimat yang dipresentasikan oleh atlet-atlet Special Olympics Indonesia (SOIna) pada acara Athlete Leadership Programs (ALPs) University yang diadakan selama 2 hari, 20 hingga 21 Desember 2014, di Universitas Tarumanagara (UNTAR).

     Kegiatan dari SOIna yang bekerjasama dengan Pusat Bimbingan Konsultasi Psikologi (PBKP) UNTAR ini sudah merupakan kali kegiatan ALPs University yang ketiga bersama UNTAR. Kegiatan di Audiotorium Gedung M UNTAR kemarin tampak ramai dengan kehadiran atlet SOIna dan relawan-relawan yang membantu, termasuk mahasiswa dan mahasiswi jurusan Psikologi UNTAR. Dalam kegiatan ALPs tahun ini selain kedatangan relawan dari Toastmaster Indonesia, hadir pula relawan dari PMI. “Menarik, sungguh luar biasa. Walau memiliki kekurangan tapi mereka tetap mau belajar, kita yang diberi kelebihan kenapa tidak digunakan untuk terus belajar,” ungkap relawan ALPs dari PMI, Roly Angga.
     Kelahiran kegiatan ALPs University berawal dari kerjasama SOIna dengan PBKP UNTAR pada tahun 2011. Menurut Mieske Y. Suparman, M. Psi., Psikolog selaku pengelola PBKP UNTAR, kerjasama ini terjalin pertama kalinya bersamaan dengan diadakannya pagelaran anak berkebutuhan khusus. Saat itu anak berkebutuhan khusus menampilkan beberapa buah lagu berkolaborasi dengan Addie MS. Tahun berikutnya diadakan Mini ALPs, di mana kegiatan tersebut berskala kecil dan dilaksanakan di ruang tes massal psikologi. Tak berhenti sampai di situ, kegiatan ALPs University berkembang dan diadakan dengan skala besar setiap tahun di bulan Desember.
   Kegiatan ALPs mendapat tanggapan positif dari Rektor Universitas Tarumanagara, Prof. Rusdiman Sugiyarso, M. Sc, Ph. D. yang turut hadir, baik dalam acara pembukaan maupun  dalam upacara penutupan. “Sebagai Universitas tentunya akan mendukung full kegiatan ini. Harapan saya, pemerintah memberikan partisipasi lebih, dan bukan hanya pemerintah namun orang-orang berhasil juga ikut memikirkan,” ungkap Rektor  UNTAR. Menurutnya masih banyak anak-anak tunagrahita yang memerlukan dukungan dan bantuan, dan beliau siap untuk terus ikut mendukung kemajuan anak bangsa.
     Ketua umum SOIna, dr. Pudji Hastuti, MSC.PH, menjelaskan, “Melalui pelatihan ini kami memberikan kesempatan kepada atlet untuk bisa merasakan bangku perkuliahan, itu sebabnya kami bekerjasama dengan beberapa universitas untuk menjalankan kegiatan ini. Dan kami sangat berterima kasih kepada pihak Universitas Tarumanagara sebagai pelopor berlangsungnya kegiatan ALPs University ini.”
     “ALPs bertujuan agar anak berkebutuhan khusus memiliki mental pemimpin yang menonjol dan disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasannya,” papar Mieske  Y. Suparman.

Prestasi Dunia
     Sebanyak 35 anak tunagrahita terpilih menjadi peserta ALPs University 2014. Disamping kemampuan mereka yang menonjol di bidang olahraga tertentu, mereka juga diharapkan dapat aktif sebagai pengurus dalam berbagai kegiatan SOIna. Banyak dari mereka yang memiliki prestasi gemilang sebagai atlet renang, sepak bola, atau bocce di dalam pertandingan nasional maupun internasional Special Olympics.
     Di hari terakhir ALPs, Stephanie Handojo datang dan melakukan presentasi.  Stephanie adalah alumni dari ALPs University dan merupakan salah satu atlet SOIna yang paling berprestasi. Selain meraih medali emas di Special Olympics World Games Athena 2011, dan menjadi pembawa obor di London Olympics  2012, Stephani juga memegang Rekor MURI untuk pemain piano dengan keterbatasan intelektual yang memainkan 22 lagu berturut-turut di Jawa Tengah tahun 2009. Saat ini Stephanie terpilih menjadi Special Olympics International Global Messenger.
     Dalam ALPs University kali ini, para peserta diajak untuk mengerti arti menjadi sukarelawan agar mau ikut berbagi dengan teman-teman lain yang belum mengikuti ALPs. Mereka juga diajarkan untuk berani berbicara, percaya diri, tetapi sekaligus mau mendengarkan dalam berdiskusi.
     Sebagai penutup acara, peserta dinyatakan lulus sesuai dengan bidangnya masing-masing, diantaranya lulus sebagai sukarelawan, lulus menjadi pengurus, lulus menjadi asisten pelatih olahraga, dan lulus di bidang teknologi informasi.
     Ketika dinyatakan lulus, senyum lebar mereka merekah. Tidak sedikit yang berlari bahagia menaiki panggung. Para relawan, termasuk relawan mahasiswa dari UNTAR juga turut berbahagia dan berharap agar alumni ALPs akan terus mengembangkan potensinya dan mampu membagikan semangat dan ilmunya ke angkatan-angkatan berikutnya.


Irena Nova Wijaya & Muhammad Yudha Yulistiyono, 2015

(Diterbitkan di koran Kompas edisi 20 Januari 2015)
Penyunting: Retty N. Hakim