Saturday, February 17, 2018

Pertama Kali.. Ikut Kajian

Halo guys!
Di tulisan saya kali ini, saya mau menceritakan pengalaman pertama saya mengikuti kajian di masjid.

Mungkin beberapa dari kalian ada yang sudah sering ikut / terkadang ikut / seperti saya belum pernah?

Tulisan kali ini bertujuan untuk berbagi pengalaman pertama, apa yang saya lakukan, bagaimana perasaan saya, apa yang ada dipikiran saya, dan hal-hal yang menurut saya dapat dijadikan inspirasi untuk orang lain agar lebih baik lagi.

Awalnya tidak terbesit dipikiran untuk datang. Namun teman saya mengajak untuk datang. Saya pikir, "yaa ok lah saya pun sedang senggang." Saya pergi ke kajian pada hari kamis 15 februari 2018 di Masjid Al-falah, BSD. 

Pertama-tama kami sholat dzuhur berjamaah sekitar pukul 12 siang. Lalu dilanjutkan kajian sekitar pukul 12.30. Ternyata tidak semua jamaah sholat mengikuti kajian. Beberapa ada yang memilih untuk pulang.

Selanjutnya saya pindah ke barisan paling belakang untuk bersandar pada tembok. Ya saya memiliki skoliosis, pada saat itu saya masih tidak tahu berapa lama waktu yang dihabiskan untuk kajian. Kalau duduk terlalu lama tanpa bersandar, saya takut skoliosis saya terasa tidak nyaman.

Beberapa saat sebelum kajian dimulai, sebagian besar orang mengeluarkan buku tulis dan bulpen. Haha ini mungkin saya yang norak. Tapi saya terkagum-kagum dengan usaha mereka untuk belajar agama. Dan.. tentunya saya tidak membawa alat tulis, jadi saya hanya mendengarkan saja.

Lalu saya perhatikan kembali, ada nenek-nenek, ada ibu-ibu yang membawa anaknya, ada anak muda juga. Wah! Saya semakin kagum, bayangkan saja wanita berusia lanjut namun masih punya semangat untuk belajar, datang membawa buku dan alat tulis. Keren! Ibu-ibu membawa anaknya untuk belajar, meskipun anaknya tidak memperhatian kajian, namun secara tidak sadar anak itu belajar dari perilaku ibunya. Dan yang terakhir anak muda seperti saya.. di lingkungan sehari-hari saya, anak muda biasanya menghabiskan waktu untuk bekerja keras dan bersosialisasi. Jadi menyempatkan diri datang kekajian siang-siang adalah perbuatan yang perlu diacungi jempol! Hebat.

Saya datang karena diajak teman, jadi saya tidak banyak tahu tentang kajian yng sedang diadakan. Ada wanita muda yang duduk di samping saya bertanya, “mbak menurut brosur dapet buku dan makalah, ini bisa didapat di mana ya?” Ya tentu saja saya jawab, “tidak tahu mbak.” Pertanyaan si mbak terdengar sepele, tapi bagi saya tidak. Berarti orang ini datang ke kajian dengan niat mendengarkan ilmu dan membaca ilmu, agar ilmu yang didapat lengkap. Semangat yang bagus, pikir saya.

Ini bukan pertama kalinya saya mendengarkan kajian, biasanya via YouTube. Sembari kegiatan sehari-hari saya nyalakan YouTube dan mendengarkan kajian. Namun datang langsung dan mendengarkan di masjid, terasa berbeda. Saya merasa nyaman dan merasa tujuan saya lebih cepat tercapai. Lalu saya teringat dengan kalimat yang mengatakan, teman dan lingkungan dapat mempengaruhi iman kita kepada Tuhan atau kalau ingin hijrah pindahlah ke lingkungan yang mendukung... benar juga ya.

Berbicara mengenai isi kajian. Dari yang saya tangkap ini adalah kajian bersambung. Jadi hal yang ustad katakan ada kaitannya dengan ceramah sebelumnya. Di sini saya mencoba mencerna apa yang disampaikan. Terkadang Ustad juga mencoba menyampaikan dengan gaya bahasa anak muda, seperti kata” bro” dan “sis”, mungkin biar pendengar tidak bosan.

Di lingkungan sehari-hari saya jarang melihat wanita yang memakai jilbab syar’i. Jilbab yang menutup dada dan dress longgar jadi tidak membentuk lekukan tubuh. Di sini yang mengikuti kajian hampir semua memakai jilbab syar’i, bahkan sebagian kecil ada yang memakai niqab. Lalu saya berpikir, kalau saya ada lingkungan seperti ini mungkin saya bisa berpakaian seperti mereka. Mhhh.. kira-kira kapan itu bisa tercapai? Saya berdoa kepada Tuhan agar tercapai. Seperti hal nya sekarang, ketika saya memutuskan memakai kerudung.. perjalanannya tidak singkat.

Lalu sekitar pukul 13.30 ustad menutup kajian. Saya pikir, "wah ternyata ga lama ya kajiannya." Kurang lebih hanya 1 jam. Jujur saja karena selama kajian saya fokus mendengarkan sembari memperhatikan hal-hal disekitar, 1 jam jadi tidak berasa sama sekali.

Simpulannya adalah saya tertarik untuk ikut kajian lagi. Mungkin di tempat berbeda untuk merasakan pengalaman berbeda. Saya berharap orang yang membaca tulisan ini juga turut sharing di kolom komentar tentang bagaimana sudut pandang kajian / pengalaman kajian / apa saja boleh. Saya sangat senang membaca pengalaman orang lain. Lalu saya juga berharap, anda semua yang membaca tulisan ini selalu dekat dengan sang maha pencipta dan selalu di bawah lindunganNya. Amin.


Semoga tulisan saya permanfaat bagi yang membacanya

Love

Irena