Monday, July 31, 2017

Japan Trip: Dream Do Come True #3

Welcome back.

Expelliarmus!
Expecto Patronum!
Wingardium Leviosa!
Siapa pemilik kata-kata tersebut? Yap, Harry Potter! Hari ini saya akan bertemu dan bermain bersama, tentunya juga masuk ke dalam dunia magisnya!


DAY 3
     Masih di Osaka dan berencana untuk pergi ke UNIVERSAL STUDIOS JAPAN. Seperti hari-hari sebelumnya untuk perjalanan dalam kota saya menggunakan kereta. Sebelum gerbang masuk universal studio, banyak terdapat butik dan tempat makan. Contohnya starbucks, burger king, dan lain-lain. Jadi bagi yang tidak mau masuk (haha ada ya?) bisa tunggu di situ atau bisa juga dijadikan meeting point kalau pergi beramai-ramai.
     Oke, masuk universal studio dikenakan biaya 7.600 yen atau Rp900.000,00 an. Dengan tiket itu kita sudah dapat mencoba semua wahana. Universal studio buka dari sekitar jam 09.00 sampai 21.00 (terkadang bisa berubah tergantung kondisi). Tempat ini terbagi menjadi beberapa area yaitu Hollywood, New York, San Francisco, Jurassic Park, Amity Village, Water World, Universal Cool Japan, dan yang terakhir serta yang paling keren.. The Wizarding World of Harry Potter! Awalnya perasaan saya ke sini mmhhh… cenderung agak flat. Karena menurut saya tempat ini lebih menyenangkan untuk anak-anak. Namun pergi ke bagian The Wizarding World of Harry Potter dan Universal Cool Japan membuat perasaan saya senang!

     Area yang pertama saya datangi tentunya adalah harry potter. Satu-satunya universal studio yang memiliki area ini hanya di Jepang! Untuk masuk ke sana kita harus daftar dulu. Daftarnyapun sangat mengantri. Lalu akan diberikan waktu kapan kita boleh masuk dan kapan kita harus keluar dari area tersebut. Fyi, yang pakai daftar lagi hanya area ini saja. Memasuki area harry potter saya disambut dengan pemandangan semak-semak di kiri dan kanan, dengan alunan suara kodok dan musik dari film harry potter. Saya juga melewati mobil terbang yang terdampar di hutan terlarang, well saya mulai excited!
     Semakin masuk ke dalam, saya tiba di desa sihir hogsmead. Di area harry potter banyak sekali kios-kios yang menjual souvenir dari makanan ajaib hingga jubah sekolah Hogwarts! Di sini juga menjual butterbeer! Wajib banget nyoba hehehe. Meski bernama beer, tapi minuman ini tidak mengandung alkohol, rasanya manis apel dan asin mentega. Enakkk!


     Seingat saya di sini ada tiga permainan yaitu Harry Potter and The Forbidden Journey yang berada di dalam Hogwarts, Flight of The Hippogriff permainan roller coaster, dan Hogwarts Castle Walk. Di setiap pintu masuk permainan terdapat estimasi waktu, kira-kira berapa lama pengunjung mengantri untuk bermain. Untuk 2 permainan pertama estimasi waktu 2-3 jam. Duh rasanya saya tidak sanggup mengantri selama itu.. Akhirnya saya mencoba Hogwarts Castle Walk saja, yang estimasi mengantrinya 1 jam. Di sini saya berjalan mengitari sekolah Hogwarts. Pencahayaan remang-remang dengan musik dari film harry potter. Terasa magis! Di sini ada tangga berjalan, ruang Dumbledore, lukisan hidup, kelas ramuan, dan lain-lain. Oh ya di sini juga boleh mengambil foto.


     Setelah itu saya pergi ke Wand Magic, beberapa pengunjung diminta masuk ke sebuah ruangan yang penuh dengan kotak-kotak tongkat sihir. Lalu salah satu penyihir mulai meramalkan akan ada penyihir baru dan ia akan memberikan salah satu tongkat kepada penyihir baru yang dipilihnya. Kalau kamu beruntung kamu akan mendapatkan tongkat sihir gratis! Keluar dari sana saya memasuki toko souvenir tongkat sihir, banyak sekali jenis-jenisnya. Ada yang berdasarkan bulan lahir atau persis seperti karakter di film harry potter.
'

     Saya rasa cukup di area harry potter, lalu saya keluar untuk makan siang di area Amity Village. Saya memesan pizza dan teh lalu menyantapnya di pinggir kolam. Ketika saya sedang berjalan di tengah-tengah area universal studio ada pawai. Wah pawainya meriah sekali! Panjang, penuh dengan musik, penuh dengan karakter (favorit saya adalah minion), penuh dengan kendaraan pawai, dan menyenangkan. Pengunjung dibuat berjoget mengikuti gerakan pawai 😊



     Setelah itu saya pergi ke guest service untuk menanyakan apakah ada prayer room di universal studio. Lalu pegawai di situ menjawab tidak ada, namun ia akan menyediakan meeting room untuk saya beribadah. Wah! Saya senang sekali karena pelayanan di sini baik dan bertoleransi. Jadi bagi kalian yang ke sini dan ingin ibadah bisa ke guest service ya!
     Selanjutnya saya pergi ke Universal Cool Japan karena tertarik dengan gambar conan nya. Saya mengantri di salah satu permainan (saya lupa namanya apa) dan ketika masuk ternyata bukan conan! Duh, ceroboh. Ternyata karakter Dragon Quest.. ah sudahlah tidak apa-apa dinikmati saja. Permainannya seperti permainan 3D dengan layar besar melengkung.
     Hari semakin sore, udara juga semakin dingin. Sayapun masuk ke dalam kedai kopi untuk menghangatkan badan. Setelah badan terasa cukup hangat saya pergi ke toko-toko souvenir di dekat pintu keluar untuk menunggu waktu berkunjung habis. Barang-barang yang dijual banyak. Seperti boneka, tempat minum, bando, gantungan kunci, permen, alat tulis, baju, dan lain-lain. Menurut saya 1 hari tidak akan cukup untuk menikmati semua fasilitas di sini. Jangankan menikmati fasilitas, untuk mengitari semua area rasanya sudah lelah. Di samping itu wahana permainanya juga sangat mengantri, tapi baiknya adalah pengunjung mendapatkan informasi berapa lama akan menunggu.




Bersambung…

Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love, Irena.

Monday, July 24, 2017

Japan Trip: Dream Do Come True #2

Halo!
Di hari kedua japan trip, saya pergi ke Osaka! Kalau berbicara tentang Osaka, saya selalu teringat dengan takoyaki. Dan.. yap, Osaka memang memiliki takoyaki terenak di Jepang!

DAY 2
     Pukul 08.00 saya berangkat dari Kyoto ke Osaka, perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Suhu hari ini menunjukkan angka 7 derajat. Perkiraan cuaca juga mengatakan cuaca akan cerah dan tidak hujan. Baiklah, saya pikir hari ini akan lebih baik dari hari kemarin karena cuaca mendukung untuk jalan-jalan. Yuk, jangan lupa membawa jaket!

     Destinasi pertama hari ini adalah ISTANA OSAKA atau Osaka Castle. Istana Osaka dibangun di atas kuil besar. Zaman dahulu kuil bukan hanya sebagai tempat ibadah namun juga politik. Istana Osaka berusia lebih tua dari kota Kyoto atau lebih dari 400 tahun (termasuk bangunan tertua di Jepang). Berdiri tahun 1583 oleh shogun yang sangat terkenal karena yang pertama menyatukan Jepang. Zaman dahulu Jepang masih berupa feodal-feodal kecil yang saling berperang. Shogun yang sangat terkenal tersebut bernama Hideyoshi Toyotomi. Beliau sangat hebat, bukan dari keturuan bangsawan/kaisar namun dari keturunan petani. Di samping itu, juga bukan berasal dari Osaka, namun berasal dari provinsi Aichi, Nagoya. Beliau sangat cerdas, ahli strategi perang, dan memiliki banyak visi. Awalnya menjadi bawahan (kaki tangan)nya seorang feodal yaitu Nobunaga. Setelah Nobunaga meninggal, beliau langsung naik pangkat dan mengkonstruksi Istana Osaka. Tidak hanya itu, beliau juga memperkenalkan sistem tata kota dan sistem sosial di Kyoto.

    Ketika saya berjalan menuju Istana Osaka saya melewati taman yang penuh dengan pohon-pohon sakura. Sayangnya ketika saya ke sana, belum semua bunga bermekaran. Apabila bunga sakura bermekaran biasanya orang-orang akan menggelar tikar dan berpiknik. Semakin mendekati Istana Osaka, saya melihat batu yang ukurannya besar sekali yaitu 12 X 6 m. Dapat dikatakan 1 batu sama dengan 1 kamar. Sayapun menyempatkan diri memfotonya. Di samping itu ada juga batu-batu yang lain, kurang lebih berjumlah 40.000. Batu-batu tersebut merupakan sumbangan dari tuan-tuan feodal di seluruh Jepang. Pada setiap batu terdapat stempel penyumbangnya. Orang Jepang tidak menggunakan tanda tangan namun menggunakan stempel.

     Sekitar tahun 1600an sebelum Jepang bersatu, istana sempat terbakar ketika perang. Lalu dibangun lagi oleh Tokugawa, namun lagi-lagi terbakar disebabkan oleh petir. Tahun 1931 Istana Osaka dibangun kembali menggunakan beton. Nah, di istana yang sekarang juga sudah memiliki penangkal petir. Di dalam istana terdapat 8 lantai. Menurut informasi, di dalam istana terdapat museum yang isinya senjata perang, diorama, dan lain-lain. Saya sendiri tidak masuk ke dalam istana karena keterbatasan waktu, cukup menikmati suasana dan jajanan yang ramai di depan istana.
     Di depan istana banyak kios jajanan yang menggiurkan. Rekomendasi saya adalah paket takoyaki 4 rasa (harga 500 yen) dan es krim matcha! Wuihhh, jauh-jauh ke Osaka rugi sekali kalau tidak makan takoyaki! Di samping itu juga ada sate yakitori. Berbicara tentang makanan, menurut tour guide, orang Osaka lebih suka makan daripada pakai baju bagus. Namun mereka banyak jalan kaki, makanya tetap kurus! Karena itu Osaka di kenal sebagai dapurnya Jepang. Di samping itu, Osaka juga dikenal sebagai kota dagang. Produk yang mendunia dari Osaka cukup banyak, seperti Sharp, Nissin cup noodle, Tiger, Anelo, Oniska, dan lain-lain.

     Setelah dari Istana Osaka saya makan siang dengan makanan khas Osaka yaitu KUSHIKATSU. Kushikatsu adalah potongan-potongan sayuran, seafood, dan daging yang ditusuk di stik bambu. Lalu tusukan tersebut digoreng dengan salad oil (minyak nabati), di Jepang tidak menggunakan minyak hewani.

     Destinasi terakhir saya adalah ke JEMBATAN DOTONBORI di tempat perbelanjaan Shinsaibasi. Kenapa ke sini? Karena di sini terdapat gambar glico yang menjadi ciri khas Osaka. Siapa yang tidak tahu gambar pelari yang sedang mangangkat tangannya? Yap itu dia! Tempat perbelanjaan di sini sangat luas dan besar. Tempat perbelanjaan di sini juga ramai sekali, mungkin karena berada di pusat kota.  Terbagi menjadi beberapa blok, bangunanya juga bertingkat. Jangan lupa siapkan peta agar tidak kesasar. Terdapat tempat makan sushi, takoyaki, mcd, dan egg tart. Tempat oleh-oleh seperti donke hote. Tempat berjualan pakaian seperti GU dan Uniqlo. Tempat elektronik seperi Big Camera. Tempat barang second branded seperti LV juga ada (tentunya dengan kualitas yang sangat bagus, kalau tidak dikasih tahu secondhand kita tidak akan tahu). Kalau ingin mencoba starbucks nya Jepang di sini juga ada, namanya Doutor, ukuran gelasnya lebih besar dan harganya juga sedikit lebih murah. Kalau ingin matcha dengan kualitas bagus juga ada, dapat dibeli di Daimaru Department Store. Sebenarnya 1 hari tidak akan cukup kalau ingin melihat semua toko, jalan utamanya saja 600 m lebih.

     Yang paling penting bagi saya di sini ada tempat sholat untuk umat muslim, wow! Terdapat di pusat informasi turis di lantai 2 (di lantai 1nya ada toko GAP). Bentuknya bukan mushola lebih kepada ruang tunggu dan fitting room.

     Oh ya apabila mau makan ramen. Ramen di Jepang kebanyakan tidak halal, karena kuahnya mengandung babi. Jadi walaupun menggunakan daging ayam namun kuahnya tetap saja mengandung babi. Sedangkan untuk udon tidak masalah, karena kuahnya mengandung rumput laut atau parutan ikan bonito. Menurut tour guide, di Shinsaibasi sebenarnya terdapat ramen halal yang dibuat oleh orang Pakistan





Bersambung…


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena

Tuesday, July 18, 2017

Japan Trip: Dream Do Come True #1

Halo semuanya!
Kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Jepang! Pergi ke Jepang adalah salah satu harapan saya. Mungkin semenjak saya suka baca manga di usia lima tahun hehehe. Untuk persiapan menuju ke negeri sakura sebenarnya agak mendadak dan penuh pertimbangan. Namun setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat! Saya naik pesawat dengan penerbangan malam dan sampai di Jepang keesokan paginya ðŸ˜Š


DAY 1
     Destinasi pertama saya adalah Kuil Fushimi Inari Taisha yang berada di Kyoto. Kuil ini didominasi dengan warna oranye yang menyala. Warna oranye pada kuil artinya untuk mengusir hal-hal yang tidak baik. Bagi orang yang melewati gerbang berarti sudah memasuki daerah yang suci untuk berdoa. Gerbang juga memiliki arti memisahkan dunia fana dan dunia akhirat. Bagi orang Jepang yang mau sembahyang, biasanya mereka membungkuk di depan gerbang, lalu masuk sampai bangunan utama yaitu kuil.
     Ketika sampai di depan kuil, untuk masuk tidak lewat pintu tengah karena dianggap menghalangi jalan masuknya dewa. Karena dewa masuk dari tengah, manusia dari samping kiri atau kanan. Sebelum sembahyang mengambil air dulu yang disediakan di sekitar kuil. Lalu melangkah masuk ke dalam kuil untuk sembahyang. Cara Shinto sembahyang adalah dengan bungkuk dua kali sekitar 15 derajat, menepuk tangan dua kali, membaca doa, membungkuk lagi satu kali, baru meninggalkan tempat. Sebelum membungkukkan badan mereka harus membunyikan bel, fungsinya agar para dewa mendengar dan tahu kehadiran mereka.

     Pada hari-hari tertentu juga dapat memberikan ‘sesajen’ kepada para dewa berupa sake. Menurut penjelasan tour guide, dewa juga suka minum sake. Di kuil-kuil yang besar biasanya tersedia drum-drum besar sake. Pada musim panas/gugur/festival panen/hari tertentu masyarakat akan mengangkat kereta-kereta, jadi orang lain dapat naik ke atas lalu bermain drum dan suling. Bermusik yang dilakukan berfungsi untuk menghibur para dewa. Menurut tour guide, kepercayaan Shinto bukan agama karena orang Jepang banyak yang beragama Budha namun juga Shinto. Kalau diibaratkan di Indonesia, Shinto ibarat kejawen. Bisa agama apa saja namun juga melakukan tradisi 'kejawen' pada hari-hari tertentu. Sering sekali, terdapat kuil Budha dan di kompleks yang sama terdapat juga kuil Shinto. Contohnya, tangal 1 januari biasanya masyarakat sembahyang di kuil Budha dan juga Shinto.
     Di Jepang agama tidak tertera di kartu identitas. Orang jepang kalau ditanya agamanya apa akan bingung menjawabnya karena mereka menganggap agama adalah sesuatu yang pribadi.

     Destinasi kedua saya adalah Kuil Kinkaku-ji atau biasa disebut kuil emas di Kyoto. Di kuil emas terdapat tempat untuk tea ceremony yang dibangun pada zaman edo ketika shogun ozugawa berkuasa. Tempatnya sangat kecil, tidak dapat masuk ke dalam, namun dapat dilihat luarnya. Dahulu dibangun oleh para shogun untuk mengundang tamu atau keluarganya sendiri. Sengaja dibuat sedemikian kecil agar tamu tidak dapat membawa senjata. Dengan kata lain, di ruang minum teh tersebut hanya ada rasa damai, tenang, dan melepaskan atribut sosial/kekuasaan. Di luar boleh memiliki pangkat tinggi, namun kalau sudah masuk di ruang tea ceremony semua tamu dianggap sama. Master (pembuat teh)  akan menyajikan teh tanpa pandang bulu. Semua yang hadir berhak menerima dan menikmati teh yang baru dibuat. Nah, bedanya tea ceremony dengan minum teh biasa adalah ketika tea ceremony  yang disajikan adalah matcha (teh hijau kental) yang dibuat dan disedu di tempat. Matcha sendiri memiliki rasa pahit maka dari itu biasanya disajikan dengan kue kecil yang memiliki rasa manis. Di samping itu, teh diisajikan dengan tata cara yang khusyuk seperti sembahyang. Menikmati teh dengan cara yang spiritual. Kalau zaman dahulu, disajikan makanan terlebih dahulu baru minum teh, maka upacara minum teh dapat dilakukan berjam-jam. Kalau sekarang, hanya disajikan dengan kue-kue kecil.
     Dalam tea ceremony, biasanya ada yang memimpin, dan yang memimpin adalah orang yang sudah belajar dan mempunyai license (dianggap master). Semua tamu akan duduk berlutut mengelilingi master. Yang duluan disajikan atau diberikan kesempatan pertama untuk menyisip teh adalah orang yang paling tua/senior/dihormati. Pada cawan biasanya terdapat simbol (contoh: simbol bunga). Ketika menyajikan teh, simbol harus menghadap ke arah para tamu sebagai rasa hormat. Setelah seseorang menyisip teh, bagian cawan yang dipakai untuk menyisip dibersihkan dengan tisu, lalu baru diberikan kepada orang di sampingnya.

     Destinasi terakhir saya hari ini adalah Arashiyama Bamboo Groove di Kyoto. Untuk mencapai hutan bamboo ini, bis yang saya tumpangi harus parkir agak jauh. Lalu sembari saya berjalan kaki, di sisi kiri terdapat jembatan togetshubashi yang menjadi simbol Arashiyama. Sepanjang perjalanan ke hutan bamboo banyak terdapat kios makanan dan kipas. Yang ingin membeli kipas bagus untuk diri sendiri atau oleh-oleh di sinilah tempatnya! Sampai di hutan bamboo saya tidak berjalan terlalu jauh, hanya bagian luarnya saja karena pemandangan yang disajikan tidak jauh berbeda.


Fun fact tentang Jepang yang saya dapat di perjalanan hari ini:
- Zaman dahulu (sebelum perang) gula adalah barang langka di jepang demikian juga pisang. Pisang dianggap buah mewah karena tidak dapat ditemukan di Jepang. Biasanya disajikan untuk orang sakit. Tidak hanya buah pisang, nanas juga dianggap buah mewah. Namun sekarang buah-buahan tersebut dengan mudah ditemukan di minimarket karena sudah ada proses import dan beberapa daerah Jepang sudah mulai menanam buah-buahan tersebut. Jadi harganya lebih terjangkau.
- Merek mobil jepang seperti Honda dan Suzuki berasal dari nama orang.
- Turis asing dapat dengan mudah untuk datang ke jepang. Itu semua agar turis asing memakai hotel, jasa pelayanan, dan membeli produk-produk di Jepang. Hal tersebut berarti bagi Jepang. Pusat perbelanjaan di Jepang kalau hanya mengandalkan tamu lokal bisa-bisa tidak mencapai target pemasukan atau defisit. Pusat perbeLanjaan dapat mencapai keuntungan dengan hasil belanja wisatawan.
- Untuk pernikahan, orang Jepang jarang memakai cincin emas kecuali platina. Mereka lebih menyukai silver atau platina.
- Mutiara yang berasal dari alam digemari di Jepang. Mutiara dipakai tidak hanya ketika ada pernikahan tapi juga ketika ada kematian. Biasanya wanita menggunakan rok hitam dan mutiara berwana netral atau kelabu. Sedangkan pria memakai jas hitam, kemeja putih, dan dasi hitam.
- Mutiara juga ada yang berwana pink muda, biasanya digemari oleh wanita-wanita yang lebih muda. Untuk wanita yang lebih tua, terkadang memakai mutiara yang berwarna kelabu. Bisa dilihat sifatnya, rumah-rumah di Jepang berwarna netral atau kelabu.
- Di zaman edo abad 17. Pemerintah melarang masyarakat untuk memiliki bak kayu sendiri karena sering terjadi kebakaran di bangunan rumah kayu mereka. Jadi masyarakat harus datang ke tempat pemandian umum. Di samping itu, dahulu tidak ada listrik jadi menggunakan kayu bakar.





Bersambung..

Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena