Monday, August 16, 2021

Ketika Seks membuat Stress

 Halo semuanya! Pada tulisan kali ini saya akan berbagi hal yang agak sensitf tapi penting.. Apa itu? Yesss.. seks. Tepatnya saya membahas saat seks membuat seseorang menjadi stress. Mungkin info ini dapat menambah wawasan pembaca atau siapa tahu memberikan solusi bagi yang memiliki permasalah serupa. Yuk disimak.

 

      Stress dalam berhubungan seks dapat dialami saat sebelum ataupun setelah berhubungan seksual. Stress sebelum melakukan hubungan seks salah satunya dapat dipicu oleh trauma masa lalu seperti pengalaman seksual yang kurang menyenangkan. Stress setelah berhubungan seks salah satunya dapat dipicu oleh tekanan dalam kehidupan sehari-sehari seperti stigma negatif lingkungan terhadap hubungan seksual.

 

 

Apa sih manfaat seks?

     Berhubungan seks dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Saat melakukan hubungan seks, tubuh memproduksi hormon oksitosin dan endorfine sehingga menghasilkan perasaan bahagia dan membuat seseorang merasa nyaman. Selain itu hasil dari sebuah penelitan menyatakan frekuensi berhubungan seksual berkorelasi positif dengan dimensi kepuasan, intimacy, kepercayaan, passion, dan cinta.

 

Jadi harus bagaimana?

     Dalam sebuah penelitian menunjukan stress internal memainkan peran lebih penting dalam masalah hubungan seksual. Stress internal sebagai stress yang berasal dari dalam seperti perbedaan kebutuhan, keinginan, kebiasaan dengan pasangan. Selain itu bisa juga stress disebabkan oleh kekhawatiran tentang kesejahteraan pasangannya. Salah satu cara mencegah atau menanggulangi stress adalah dengan meningkatkan komunikasi serta resolusi konflik dengan pasangan. Di mana pasangan saling berusaha memahami perspektif yang berbeda dan mencari kesepakatan bersama untuk menemukan solusi.

 

Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.

Love, Irena.

Monday, May 17, 2021

Self Care untuk Ibu


Halo semuanya! Pada tulisan kali ini saya akan membahas self care untuk ibu.

Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Secara tidak langsung, sosok ibu diberi peran multitasking dan dituntut untuk selalu kuat. Seperti mengurus pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor. Tentu, ibu rumah tangga juga tidak kalah sibuknya. Bayangkan menjalankan dari urusan rumah, anak, suami, dan seterusnya. Maka dari itu penting sekali seorang ibu untuk melakukan self care.

Self care adalah kegiatan terencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Self care adalah bentuk seseorang menyayangi dirinya.

Meskipun sibuk, dalam melakukan self care ibu perlu menyediakan waktu khusus. Anak, suami, pekerjaan adalah hal yang penting. Tapi diri sendiri tidak kalah penting. Ketika ibu dapat merawat diri dengan baik akhirnya dapat lebih produktif dan positif.

Perlu diingat juga self care adalah sesuatu yang perlu dilatih secara konsisten. Jika self care tidak dilakukan dengan baik akan memengaruhi ibu dalam melakukan tugas sehari-hari. Jika ibu sehat secara mental maka dampak positif nya dapat dirasakan oleh lingkungannya.

Self care dibutuhkan ketika ibu mulai merasa tidak happy dan tidak ada passion dalam bekerja, merasa beban, tidur tidak teratur, atau bahkan daya tahan tubuh menurun. Tujuan dari self care sendiri adalah kesehatan, bukan untuk melarikan diri dari tanggung jawab. Jika ibu sudah kembali merasa fullfiled, berenergi, bahagia, damai, maka ibu sudah siap kembali ke rutinitas.  


Di bawah ini adalah beberapa tipe self care yang dapada dilakukan oleh seorang ibu:

1. Self Care Fisik

Merawat kebersihan tubuh dengan mandi, keramas, dan menggunakan skincare akan membuat ibu merasa nyaman. Menjaga fisik dengan dengan pola makan sehat, pola tidur teratur, dan olahraga juga dapat membuat mood menjadi lebih baik.

2. Self Care Emosional

Berhadapan dengan rutinitas terkadang membuat emosi tidak stabil. Cobalah untuk berlatih mengontrol emosi, manajemen stress, memaafkan diri sendiri dan orang lain, atau membuat jurnal. Ibu juga perlu memilah hal mana yang pantas mendapatkan perhatian lebih dan mana yang sebaiknya diabaikan. Lakukan hal yang membuat ibu merasa nyaman dan utuh.

3. Self Care Sosial

Seorang Ibu juga membutuhkan perbincangan secara santai yang terlepas dari pekerjaan rumah maupun kantor. Bersosialisasi dapat menurunkan stress dan menghilangkan kejenuhan pada rutinitas. Namun bersosialasi juga dapat membuat emosi terkuras. Perhatikan batasan, apakah ibu sedang membutuhkan waktu sendiri atau berinteraksi dengan orang lain.

4. Self Care Spiritual

Lakukan kegiatan yang membuat hati merasa damai dan tenang. Tidak hanya beribadah. Ibu juga dapat melakukan meditasi, yoga, beraktivitas di alam bebas, membaca atau mendengar hal-hal yang menginspirasi.

5. Self Care Profesional

Bekerjalah dengan efektif, salah satunya dengan membuat daftar pekerjaan sesuai prioritas. Di masa pandemic tidak jarang membuat ibu bekerja di luar jam kerja, terutama ketika WFH. Ciptakan keseimbangan dan komunikasikan batasan kepada rekan kerja.



Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.

Love, Irena.

Wednesday, April 14, 2021

Cara Mengkomunikasikan Intimate Issue ke Pasangan

Halo semuanya!

Pada tulisan kali ini saya akan berbagi cara untuk mengkomunikasikan intimate issue ke pasangan. Meskipun komunikasi itu penting, memberi tahu pasangan apa yang kita inginkan dan butuhkan dalam aktivitas seksual bisa menjadi hal yang sulit. Merupakan hal wajar jika kita khawatir tentang apa yang akan dipikirkan atau katakan pasangan. Pada akhirnya, jika kita tidak terbuka tentang hal yang kita suka atau tidak suka maka akan merugikan diri sendiri. Kemungkin kamu akan merasa tidak bahagia di dalam hubungan. Cobalah untuk memberitahunya sedikit demi sedikit apa yang kamu pikirkan dan rasakan. Jika kamu dapat membuka diri dan memberitahu pikiranmu maka akan membantu membentuk hubungan yang sehat dan memuaskan.

 

1. Cara terbaik untuk memulai percakapan mengenai intimate issue dengan pasangan adalah dengan melakukan ice breaking. Ice breaking akan membawamu ke percakapan atau diskusi yang terkadang sulit untuk dibicarakan. Dari sana kamu dapat memulai pindah ke area percakapan yang lebih personal.

2. Seringkali kita terlalu takut untuk berbagi pemikiran dengan pasangan. Mungkin kita memiliki pikiran yang ingin disampaikan, namun rasanya ada sesuatu yang menahan. Ingatlah, komunikasi yang baik dapat membuat hubungan menjadi lebih baik. Kesampingkan kerentanan dan ketakutan kamu dan belajar mengkomunikasikan pikiran kepada pasangan.

3. Pikirkan dengan matang apa yang ingin kamu katakan dan sadari dampak dari perkataanmu kepada pasangan. Bagaimana cara menjaga dan tidak merusak hubungan dengan mengkomunikasikan pikiran dan keinginanmu? Perhatikan timing. Pastikan kamu memiliki waktu yang tepat dan energi yang cukup untuk berbicara dengan pasangan.

4.  Gunakan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat menjadi bahasa yang lebih ‘halus’ dibandingkan komunikasi verbal. Seperti eye contact atau sentuhan. Meskipun begitu, dalam hubungan seksual komunikasi verbal tentang kesukaan dan kebutuhan jauh lebih baik daripada nonverbal.

5. Gunakan alat bantu komunikasi seperti chatting, email, atau love letter yang kamu tulis sendiri. Komunikasi dengan alat bantu juga dapat meningkatkan hubungan dan pengungkapan diri dengan pasangan. Pastikan pesan-pesan tersebut hanya menjadi privacy kamu dan pasangan.


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.

Love, Irena.


Sunday, March 14, 2021

Persiapan Pernikahan: 5 Hal yang Perlu dihadapi dengan “Kepala Dingin”

Halo semuanya! Pada tulisan kali ini saya akan berbagi 5 hal yang perlu dihadapi dengan "kepala dingin" jika kamu sedang mempersiapkan pernikahan. Yuk disimak!


1. Tujuan pernikahan

Menentukan visi dan misi dalam hubungan adalah hal dasar yang harus dipahami dan disepakati oleh dua insan yang saling mencinta. Bukankah saat berdiskusi- setiap kepala memilliki isi yang berbeda? Menyatukan latar belakang budaya, usia, pendidikan yang berbeda merupakan sebuah tantangan yang pasti dialami oleh setiap insan yang memiliki tujuan menikah. Posisikan diri untuk tetap objektif dalam menerima perbedaan.

 

2. Finansial

Seperti layaknya semua persiapan tentunya membutuhkan kesiapan finansial. Bagi Sebagian orang, topik keuangan adalah sesuatu yang sensitif untuk didiskusikan. Meskipun demikan, ada baiknya mendiskusikan kemampuan masing-masing tentang apa saja yang disanggupi. Siapkan secara matang. Jangan memaksakan kehendak diluar kemampuan.

 

3. Tempat tinggal

Menentukan tempat tinggal atau tempat beristirahat setelah lelah beraktivitas adalah hal yang juga penting. Apa dasar pemicunya? Definisi kenyamanan kita dan pasangan bisa jadi berbeda. Hal ini dapat memicu ketersinggungan satu sama lain. Entah sudah mandiri atau masih berkumpul dengan keluarga pasangan, milik pribadi atau menyewa, ukuran kecil atau besar usahakan agar tetap merasa nyaman.

 

4. Rencana memiliki keturunan

Secara naluri, setiap manusia yang menikah mendambakan keturunan. Berbicara tentang rencana memiliki keturunan mungkin akan ada sudut pandangan yang berbeda dengan pasangan. Kita tidak tahu masa depan seperti apa. Apakah langsung diberikan? Ataukah atau harus menunggu? Jika harus menunggu, berapa lama? Kesiapan mental dan fisik akan diuji. Hendaknya menguatkan dua hal tersebut dengan saling mendukung satu sama lain serta berdoa bersama. Bukankah itu romantis? 

 

5. Tuntutan orangtua/keluarga

Sudah tidak asing lagi bahwa pernikahan di Indonesia bukan hanya pernikahan berdua, tapi pernikahan antar keluarga. Menyatukan harapan dua keluarga merupakan sebuah tantangan. Seperti contoh, akan mengikuti adat laki-laki, perempuan, atau keduanya, bentuk acara pernikahan megah atau sederhana. Saran dari orangtua bisa menjadi pertimbanganmu dengan pasangan. Namun jika dirasa kurang cocok kamu bisa mendiskusikan kembali dengan orangtua dengan alasan yang masuk akal.

 

Pernikahan memberikan beberapa manfaat utama yaitu dukungan sosial, dorongan perilaku yang meningkatkan kesehatan, dan sumber daya sosial ekonomi. Namun untuk mencapai tahap pernikahan tidak jarang pasangan menemui banyak tantangan. Baiknya, setiap masalah harus kita sikapi secara objektif dan proporsional sehingga mencapai mufakat kedua belah pihak insan mencinta. Jika masalahmu dengan pasangan dirasa sulit ditangani berdua. Sahabat bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk melakukan konseling pranikah. Pasangan yang melakukan konseling pranikah cenderung lebih puas dan berkomitmen terhadap pernikahannya dibandingkan pasangan yang tidak melakukan konseling pranikah (Stanley, Amato, Johnson, & Markman, 2006).




Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.

Love, Irena.

 


Tuesday, February 16, 2021

4 Faktor Sukses Pernikahan

 

Hai semuanya! Bulan februari identik dengan bulan cinta, oleh karena itu saya ingin berbagi 4 faktor sukses pernikahan. Yuk disimak!

 

John Gottman, seorang peneliti dari Amerika sejak tahun 1970 telah meneliti pasangan yang sudah menikah. Beliau mewawancarai, mendokumentasikan, bahkan menghitung ritme jantung dan tekanan darah ketika pasangan saling berinteraksi. Dia juga mengecek kembali pasangan yang menjadi bahan penelitiannya setiap tahun untuk melihat bagaimana pernikahannya berjalan. Bagi Gottman, cinta adalah pilihan dan tanggung jawab, dan setiap orang memiliki kontrol akan godaan di luar nikah. Gottman menemukan ada 4 prinsip yang bekerja dalam pernikahan yang sukses.

 

1. Memelihara rasa suka dan kagum

Pasangan saling memberikan pujian satu sama lain. Ketika pasangan berbicara dan membicarakan satu sama lain saling memberikan hal positif, pernikahan cenderung berhasil.

2. Kembali ke satu sama lain sebagai teman

Pasangan melihat satu sama lain sebagai teman dan saling membantu untuk mendapatkan dukungan pada saat stres dan kesulitan.

3. Menyerahkan power

Pernikahan yang buruk sering kali melibatkan salah satu pasangan yang memiliki power lebih tinggi. Penyalahgunaan power lebih sering terjadi pada suami, tetapi pada beberapa istri juga terjadi.

4. Memecahkan masalah bersama

Pernikahan cenderung berhasil pada pasangan yang menyelesaikan masalah bersama, meregulasi emosi selama konflik, dan berkompromi untuk saling mengakomodasi satu sama lain.

 

Selain itu Gottman juga menjelaskan ketika kita merasa jatuh cinta dengan seseorang belum tentu itu dapat memprediksi pernikahan yang sukses. Hal tersebut merupakan sebuah mekanisme untuk memilih pasangan. Namun pernikahan yang diatur dengan baik sama stabilnya, bahkan terkadang lebih stabil, dibandingkan hubungan yang dipilih atas dasar cinta. Dalam hubungan yang panjang, asmara, seks, dan gairah sangat berbeda dengan keadaan pada tahap awal jatuh cinta. Namun bukan berarti rasa cinta itu mati. Cinta merupakan hal yang sangat luar biasa dan bisa menjadi dasar untuk suatu hubungan. Masalahnya adalah pasangan yang baru saling berpacaran tidak tahu apa yang harus dicari dari hubungan mereka.

 

Jadi perhatikan tanda-tanda kesuksesannya, apakah Anda diperlakukan dengan cinta, kasih sayang, dan rasa hormat? Apakah Anda merasa ada dasar dalam hal pengasuhan, dukungan, dan kasih sayang? Apakah Anda benar-benar suka menghabiskan waktu dengan orang ini? Apakah terasa mudah untuk bersama? Apakah Anda menyukai diri sendiri saat bersamanya?

 

 

Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.

Love, Irena.

Monday, January 18, 2021

Bersyukur Disapa Covid-19

Halo semuanya! Di postingan saya kali ini saya ingin membuat daftar hal yang saya syukuri ketika saya dinyatakan positif terinfeksi Covid -19.

 

Kenapa saya menulis ini? Kalau saya bercerita tentang gejala sebelum di tes, bagaimana bisa terinfeksi, pengalaman setelah pengobatan, atau kegiatan yang dilakukan ketika isolasi rasanya sudah banyak yang membahas ya.. Anda bisa mengecek di YouTube, Twitter dan media sosial lain. Selain itu informasi valid mengenai Covid 19 lebih baik Anda dapatkan dari sumber yang lebih terpercaya, seperti dokter.

 

Tulisan ini saya tulis sebagai bentuk ajakan untuk selalu bersyukur apapun yang terjadi dalam hidup. Bersyukur ketika sehat? Sudah biasa. Bersyukur ketika sakit? Anda luar biasa!

 

Inilah daftar rasa syukur saya ketika terinfeksi virus Covid 19:

1. Saya dilindungi dari bencana

Saya dan suami sudah merencanakan untuk keluar kota di akhir minggu. Bahkan kami sudah membuat janji dengan seseorang. Namun hal itu gagal karena tepat sebelum hari keberangkatan kami dinyatakan positif. Setelah itu apa yang terjadi? Kota tujuan kami banjir besar. Coba bayangkan jika kami jadi berangkat keluar kota dan terjebak dalam banjir besar?

 

2. Saya tidak sendirian

Saya dinyatakan positif berdua dengan suami. Memang kalau bisa memilih lebih baik orang lain tidak terinfeksi atau kita berdua tidak terinfeksi. Tapi apapun ujiannya kami terima. Bagi saya berjuang bersama terasa lebih ringan dibandingkan berjuang sendirian.

 

3. Saya dapat memperbaiki pola makan

Di awal terinfeksi saya dirawat di RS. Komposisi makanan RS adalah 3 protein, 1 karbohidrat, sayur dan buah. Dan saya diberi komposisi seperti itu 3 kali dalam sehari. Dibandingkan saya di rumah dalam keadaan sehat, jarang makan sayur dan lebih banyak karbohidrat. Sejak pola makan membaik kondisi saya membaik dan efeknya juga luas, pencernaan lancar dan kondisi kulit menjadi lembab.

 

4. Saya dapat merasakan cinta yang lebih besar dari orang yang saya kenal

Sejak terkonfirmasi positif tidak berhentinya keluarga dan sahabat mengirimkan doa dan dukungan kepada saya. Dukungan seperti makanan, supplement dan tools penunjang kesembuhan. Saya sangat bersyukur mendapatkan itu semua. Semoga kebaikan kalian dibalas berkali lipat oleh Allah. Kebaikan kalian juga menginspirasi saya untuk berbuat baik lebih banyak lagi.

 

5. Saya mendapatkan doa dari orang yang tidak dikenal

Untuk keluarga dan sahabat yang mengirimkan makanan ke RS tentu mengikuti protocol kesehatan. Kurir hanya bisa menitip ke security, dari security diserahkan ke perawat, dari perawat diberikan ke saya. Beberapa kurir yang menghubungi saya untuk mengirimkan barang mengucapkan doa untuk kesembuhan saya. Bagi saya didoakan bagi orang yang tidak dikenal benar-benar luar biasa.

 

6. Saya memiliki peluang untuk menjadi pendonor plasma

Saya merasa bersyukur menjadi bagian yang memiliki peluang untuk mendonorkan plasma. Karena artinya saya bisa membantu memberikan harapan kehidupan bagi pasien, memberikan harapan kepada keluarga pasien, memberikan kontribusi untuk penelitian plasma di Indonesia. Virus ini berikan Allah kepada saya agar bisa membantu orang lebih banyak lagi.

 

7. Saya bertemu bisnis MLM

Pertengahan bulan November saya bertemu dengan bisnis MLM HDI. Namun pada saat itu saya masih merasa biasa-biasa saja dengan bisnis tersebut. Di bulan Desember saya terinfeksi dan harus isolasi yang membuat bisnis konvensional saya berhenti. Saat ini saya memiliki usaha minuman, jasa titip dan preloved. Di bisnis MLM saya tidak membutuhkan menyetok barang, packing barang, mengirim barang atau membuat produk (seperti bisnis minuman). Tugas saya meng update, prospek dan follow up menggunakan gadget yang saya pegang. Meski melakukan isolasi, saya tetap bisa berbisnis. Benar-benar bersyukur.

 

8. Saya bisa beribadah lebih lama dan bersedekah lebih luas

Saya tidak mau bercerita terlalu banyak karena takut riya. Saya memiliki banyak waktu ketika isolasi, saya memilih untuk berkegiatan yang membuat hati saya tenang. Di samping itu, selama ini saya selalu percaya untuk bersedekah dari orang terdekat, dari orang terdekat baru meluas ke orang lain. Kondisi saya yang dirawat di RS membuat saya bisa berbuat baik lebih luas lagi.

 

9. Saya bisa beristirahat lebih lama

Seperti orang sakit pada umumnya kami banyak menghabiskan waktu diranjang. Secara otomatis jam tidur saya memanjang (mungkin ditambah efek obat yang diberikan?). Biasanya saya tidur sekitar pukul 23.00. Semasa isolasi pukul 20.00 saya sudah mengantuk. Dan tentunya bangun lebih pagi, yaitu pukul 05.00. Belum lagi ditambah tidur siang.  

 

10. Saya dinaikan derajat oleh Tuhan YME dan sebagai penghapus dosa

Saya percaya segala musibah yang sudah terjadi memang kehendak Allah. Dan tentu ada makna dibalik itu.

Seperti yang tercantum dalam surat As-Syura ayat 30:

“wa mā aṣābakum mim muṣībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya'fụ 'ang kaṡīr

Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).

Hadits shoheh dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

Sesungguhnya seorang hamba ketika didahului kedudukan di sisi Allah, dimana amalannya tidak sampai (kepadaNya), maka Allah akan mengujinya di badan atau harta atau anaknya”

Dan dari Anas bin Malik Radhiallahu anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya agungnya pahala disertai dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah ketika mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang redo maka Dia akan redo dan siapa yang murka, maka Dia juga akan murka”

 

11. Saya paham apa yang benar-benar dibutuhkan pasien

Seumur hidup alhamdulillah saya tidak pernah rawat inap di RS. Inilah pengalaman pertama saya. Pengalaman di RS membuka mata saya apa yang benar-benar dibutuhkan seorang pasien. Menurut saya, dukungan emosional jauh lebih dibutuhkan dibandingkan dukungan lainnya. Ketika kamu merasa tenang, bahagia dan percaya semua baik-baik saja maka imun tubuhmu akan menguat dan lekas pulih. Sayangnya banyak sekali yang memiliki stigma negatif terhadap pasien covid dan virus itu sendiri. Perkataan dan perilaku yang tidak diperlukan oleh pasien yang malah memperburuk imunnya. Saran saya bagi Anda yang sehat dan tidak terkena virus perbanyaklah edukasi diri dari sumber terpercaya. Jangan hanya membaca broadcast message HOAX, menonton video yang sudah didramatisir, dan mendengarkan berita yang “katanya.. katanya..”

 

12. Saya dapat melihat berbagai sifat asli orang lain

Ketika situasi tidak terkendali biasanya sifat asli orang keluar. Ada yang tetap tenang, ada yang kalap sehingga membuat orang lain tak nyaman. Mari kita tetap kendalikan emosi ketika situasi mulai tidak nyaman. Percayalah mereka yang membuatmu tidak nyaman itu karena belum teredukasi dengan benar mengenai virus atau mereka yang memang bersifat neurotic maka ini bukan tentang kamu ini tentang dirinya sendiri. Saran saya fokuslah pada orang mendukungmu.

 

13. Saya bersyukur dapat menulis ini karena memiliki harapan membawa kebaikan untuk orang lain

Jika tidak terinfeksi virus tentu tulisan ini tidak akan terbit. Memang tidak mudah ketika mengalami musibah. Saya tahu semua butuh waktu untuk menerima dan memprosesnya. Tidak apa-apa, ambil saja dulu waktumu. Saya berharap ketika kamu sudah tenang, kamu bisa menemukan makna bawah musibah ini bisa membawamu ke kebaikan.

 

Apakah saya pernah merasa sedih, marah atau menangis ketika terinfeksi? Ya pernah. Apakah saya pernah menerima stigma negatif, bahkan setelah dinyatakan sembuh? Ya pernah. Kalau kamu merasakan perasaan negatif ya tidak apa-apa rasakan saja. Itu artinya kamu sadar apa yang terjadi dengan dirimu. Rasa bersyukur terlebih lagi ditengah musibah, memang membutuhkan proses. Jika sudah dapat berpikir jernih, mari berpikir dengan logika. Hal apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Hal baik apa yang didapat dari musibah ini? Hikmah apa yang saya dapat? Saya percaya setiap cerita hidup pasti membawa kebaikan, entah untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain.

 




Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.

Love, Irena.