Wednesday, April 18, 2018

South Korea Trip #3


Korea Si Negeri Gingseng
Sudah bukan menjadi rahasia umum Korea disebut-sebut sebagai negeri gingseng. Mengapa demikian?

31.03.2018
Rahasia Gingseng Korea
     Selamat pagi dari Seoul! Pagi ini saya mengunjungi tempat penjualan gingseng. Sayangnya di sini tidak boleh foto atau video. Jadi saya menceritakannya hanya melalui tulisan..
    Kenapa Korea disebut sebagai negeri gingseng? Karena Korea memproduksi gingseng  dengan nutrisi (saponin) berkali-kali lipat lebih banyak dari negara lain. Yang bekerja sebagai petani gingseng juga tidak boleh sembarangan, pemerintah mengawasi dari menanam bibit hinga panen. Untuk pembelian oleh warga negara asing juga dibatasi, 1 paspor tidak boleh membeli lebih dari 7 kotak gingseng setiap tahun. Hal ini dicurigakan akan terjadi jual-beli.
     Gingseng dengan kualitas terbaik yaitu yang berusia 6 tahun hanya dijual di dalam negeri saja. Penjualan gingseng juga disertai asuransi dari Samsung. Sedangkan gingseng yang berusia 4-5 tahun baru di ekspor ke luar negeri. Masyarakat Korea memiliki rasa nasionalis yang tinggi, oleh sebab itu produk terbaik hanya dijual di dalam negeri.
     Biji gingseng sebelum ditanam, dikeringkan terlebih dahulu selama 100 hari. Lalu ditanam di dataran rendah selama 2 tahun. Setelah gingseng sudah berusia 3 tahun, gingseng akan diseleksi, yang kuat (tumbuh dengan baik) akan dipindah tanam atau ditransplantasi ke dataran yang lebih tinggi, kurang lebih 400m lebih tinggi dari dataran sebelumnya. Tujuannya agar gingseng dapat menyerap nutrisi lebih banyak.
     Gingseng terbaik Korea matang apabila sudah berusia 6 tahun. Jadi di musim gugur tahun ke 6 biasanya bulan oktober, para petani akan memanen gingseng. Setelah dipanen akan dibagi menjadi 3 tingkatan berdasarkan kualitas. Kualitas terbaik adalah kualitas heaven, lalu earth, dan yang terakhir good. Tidak semua bibit gingseng yang ditanam dapat bertahan selama 6 tahun dengan kualitas heaven. Dari 100 bibit hanya 0,7 persen saja yang dapat bertahan sampai kualitas heaven.
     Gingseng dengan kualitas heaven memiliki 2 warna. Di bagian luar berwarna putih kuning, sedangkan di dalamnya berwarna merah. Dua warna ini disebut Ying dan Yang artinya adalah keseimbangan, seperti bendera Korea. Gingseng heaven ini aman dikonsumsi untuk bayi berusia 8 bulan hingga orang tua atau ibu hamil, tanpa efek samping. Sayangnya, gingseng kualitas heaven tidak di ekspor.
     Setelah gingseng-gingseng dipanen, tanah yg dipakai tidak dapat digunakan untuk 10-15 tahun ke depan. Karena nutrisi di dalam tanah sudah habis di serap oleh gingseng sebelumnya. Jadi harus direboisasi terlebih dahulu. Biasanya akan ditanami oleh pohon apel.
     China adalah negara mengimpor gingseng terbesar. Namun yang disebut sebagai motherland of gingseng adalah Korea Selatan. Hal ini disebabkan oleh kualitas gingseng Korea Selatan. Cara merawat tanaman gingseng juga tidak mudah. Biasanya ladang gingseng ditutupi karena tidak bisa terkena sinar matahari terlalu lama. Di atas tanah biasanya ditutupi jerami karena takut air hujan jatuh langsung kena tanah. Gingseng adalah tanaman sensitif tidak boleh banyak kena air maupun sinar matahari.
     Gingseng yang berusia 6 tahun tingginya hanya 40cm saja. Setiap tahun gingseng hanya akan tumbuh 5 helai daun.
     Korea Selatan biasanya mengekspor gingseng yang berusia 4 tahun atau 4 tahun ke bawah, yang biasa kita sebut Korean Gingseng. Sebenarnya gingseng-gingseng itu belum matang. Itulah kenapa apabila membeli Korean Gingseng di luar Korea lalu kita mengkonsuminya akan terasa panas di tubuh.
     Menurut penjelasan yang saya dapat, fungsi-fungsi dasar gingseng adalah (1) semenjak tahun 2013 gingseng sudah teruji secara klinis baik untuk tubuh. Di jerman dan Amerika mereka membuat anti cancer dengan panas gingseng dari Korea, (2) sebagai salah satu bahan dari Pharmaton untuk kesehatan dan stamina tubuh, (3) baik untuk fungsi otak, menambah daya tahan tubuh, menjaga sistem organ dalam tubuh, tidak hanya jantung, liver, ginjal, tapi juga sistem pencernaan, (4) anti oksidan, anti aging, stamina untuk para pria.

Tempat shooting K-Drama.. Namsan Seoul Tower!
     Menjelang sore saya pergi Naman Seoul Tower atau kebanyakan orang menyebutnya N Seoul Tower. Lokasinya terletak di Namsan, Seoul, Korea Selatan. Tiba diparkiran ternyata pengunjung harus jalan kaki menanjak sekitar 100m. Ya.. dinikmati saja, karena di kiri dan kanan terdapat pemandangan kota Seoul yang indah.



     N Seoul Tower ini sebenarnya adalah sebuah pemancar radio yang dibangun pada tahun 1969 dan dibuka untuk umum pada tahun 1980.



     Sesampai di area tower, di bagian bawah terdapat gembok cinta. Banyak sekali gembok yang terpasang di pagar-pagar atau ditiang-tiang. Biasanya orang-orang akan menulis namanya dan pasangan di gembok, lalu memasang dan mengunci gemboknya, lalu kuncinya dibuang ke kaki gunung. Filosofinya adalah cinta pemiliki gembok dan pasangan akan abadi selamanya.




     Sejujurnya karena keterbatasan waktu saya tidak sampai menaiki N Seoul Tower hanya menikmati dari bawah saja. Tapi kalau kalian tertarik untuk naik akan dikenakan biaya. Di area N Seoul Tower juga banyak sekali kios makanan dan kios souvenir.
     Ketika saya ke sini saya teringat K-Drama yang dulu pernah saya lihat, Boys Before Flower, kalau di drama rasanya tempat ini sepi. Ternyata ramai sekali. Terlebih lagi banyak yang berjualan di area tower. Ya.. namanya juga drama hehehe.




Berburu skincare dan kuliner di Myeongdong!
     Menjelang malam saya pergi ke Myengdong. Wah bagi kalian yang doyan jajan rasanya wajib banget ke sini. Di sepanjang jalan banyak sekali kios-kios makanan. Tapi bagi saya yang muslim, saya ragu apakah makanan ini halal atau tidak. Jadi ketika sampai saya memutuskan untuk minum di starbucks dulu untuk mengganjal perut.



     Memasuki area jajanan, saya langsung menemukan kios kebab yang ada tulisan halalnya. Wah, saya langsung beli deh. Saya pesan lamb kebab, rasa dagingnya kenyal bumbunya pedas, dan lebih banyak sayurnya dari pada dagingnya. Menurut info yang saya dengar masih ada kios lain yang ada tulisan halalnya. Tapi sayangnya saya tidak ketemu. 



    Di sini juga banyak counter skincare Korea yang kalau kalian beli di Indonesia harganya lebih mahal. Seperti Holika-holika, Nature Republic, Laneige, Etude, dan lain-lain. Di sini saya sempat mencari counter COSRX tapi.. kok tidak ketemu ya? Apa tidak ada di Myeongdong? Selain itu juga ada produk fashion seperti Fila, Nike, Adidas, New Balance, dan lain-lain. Rata-rata beli di sini harganya juga lebih murah. Karena Myeongdong ini luas dan banyak sekali kios waktu 2 jam rasanya tidak akan cukup. 




     Oh ya setiap belanja jangan lupa keluarkan paspor ya agar tax free, hehe.
     Selanjutnya saya pulang ke hotel dan tidak ke mana-mana lagi karena harus packing koper. Tips traveling dari saya adalah bawa 2 koper. 1 koper kecil, 1 koper besar. Pas berangkat pasti isi kopernya kosong banget. Tapi pas pulang biasanya akan penuh. Nah, daripada beli koper di luar negeri, lebih baik bawa sendiri dari Indonesia.

01.04.2018
Sampai jumpa kembali Korea!
     Pagi ini saya sarapan dengan udon yang ditemani dengan kimchi. Khas Korea, apapun makanannya ada kimchi di sampingnya. Lalu saya pergi ke pusat oleh-oleh. Nah, bagi kalian yang muslim biasakan untuk bertanya ke sales (bila bisa bahasa Indonesia/Inggris) atau ke local guide apakah makanan/minuman yang ingin kalian beli halal atau tidak. Karena mencari makanan yang bebas babi, alat masaknya dipisah dengan produksi babi, terlebih lagi yang bertuliskan halal sangat jarang di sini. Jadi kalian harus lebih kritis dan berhati-hati.
     Kalau ke Korea jangan lupa beli susu pisang ya. Entah kenapa susu ini hits banget. Sejujurnya rasanya ga jauh beda sama susu pisang di Indonesia. Mungkin karena tempat minumnya yang super lucu, jadi bagus di foto hehe. Bisa juga ini dijadikan referensi oleh-oleh unik.



     Selanjutnya saya langsung ke Bandara Incheon dan terbang ke Indonesia selama kurang lebih 7 jam.
     Terima kasih Korea Selatan telah memberikan pengalaman baru yang menyenangkan. Lain waktu kalau ada rezeki sayang ingin datang ke sini lagi, kalau bisa lebih eksploratif dan lebih lama. Sampai jumpa!




Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena


Monday, April 16, 2018

South Korea Trip #2


Selamat Pagi!
Pagi ini saya terbangun di Provinsi Gangwon. Pemandangan yang indah.. udara yang segar..  membuat tubuh dan pikiran kembali utuh!

30.3.2018
Pagi di Gangwon-do
     Kemarin malam saya melepas lelah di salah satu penginapan di Tosengmyeon, Gangwon-do. Enak sekali dapat beristirahat di atas kasur, mengingat kemarin malam beristirahat di pesawat hehe. Ada yang unik dengan penginapan di Korea. Masyarakat Korea menganut gaya hidup sehat jadi di sini menggunakan kasur kesehatan yang cenderung keras. Beberapa hotel juga menyediakan Ondol. Ondol adalah penghangat ruangan tradisional Korea, biasanya dipakai pada musim dingin.

On the Way Gunung Seorak
     Pagi ini saya mau ke Gunung Seorak. Saat ini bunga-bunga sakura sedang mau mekar, jadi di jalan terlihat kuncup-kuncup bunga sakura. Kalau di Korea nama bunga sakura adalah botkot. Di perjalanan, local guide menceritakan kepada saya tentang sejarah bunga sakura. Dahulu Jepang menjajah Korea selama 35 tahun. Lalu Jepang mengambil bibit bunga sakura dari Korea. Bibitnya mereka ambil, tanam, dan budidayakan. Sampai akhirnya Jepang menyebutnya sebagai bunga nasional. Kalau dipikir-pikir sejarah ini mirip dengan bunga tulip, Belanda, dan Turki.
    Daerah Gunung Soerak adalah wilayah yang bunganya mekar paling lama karena terletak di Korea Selatan bagian utara. Sedangkan daerah Jeju adalah wilayah yang paling cepat karena terletak di Korea Selatan bagian selatan. Selain itu di Jeju udaranya lebih hangat.

Gunung Seorak
  Perkiraan suhu hari ini adalah 8-11 derajat (ditambah angin bisa lebih dingin 2 derajat) jadi setibanya di Gunung Seorak saya harus menggunakan coat. Gunung Seorak ini terletak di daerah paling utara Korea Selatan jadinya berbatasan dengan Korea Utara. Dulu mata-mata dari Korea Utara masuk melalui Gunung Seorak.
     Gunung Seorak merupakan gunung tertinggi ke tiga di Korea Selatan dengan ketinggian 1708m. Tertinggi pertama adalah Gunung Halla (1950m) dan kedua adalah Gunung Jiri (1915m). Nama Seorak juga memiliki arti. “Seor” artinya salju, sedangkan “Ak” artinya gunung tinggi. Kalau sedang turun salju di Gunung Seorak, saljunya tidak mudah mencair.  Gunung Soerak merupakan Taman Nasional di Korea. Selama di area Gunung Seorak tidak diperbolehkan merokok, membuang sampah sembarangan, mengambil kerikil atau daun karena dilindungi oleh pemerintah.



     Di bagian bawah Gunung Soerak terdapat patung beruang yang merupakan lambang Gunung Seorak. Dulu banyak beruang di sini. Namun karena dulu masyarakat korea senang menembaki beruang untuk mengambil empedunya sebagai obat, keberadaan beruang menjadi langka. Akhirnya pemerintah melestarikannya, masih terdapat beruang di hutan Gunung Seorak. Besarnya tidak sebesar beruang kutub namun lebih kecil. Di bagian dada beruang terdapat gambar bulan sabit putih. Oleh karena itu disebut beruang bulan sabit. Selain itu juga terdapat patung Budha. Patung Budha juga cukup besar. Dari sana saya berjalan lagi dan menemukan jembatan kayu yang pemandangannya sangat indah.





     Setelah itu saya berjalan ke arah cable car. Ya, mendaki Gunung Seorak kita menggunakan cable car untuk mencapai setengah ketinggian gunung. Untuk mencapai puncaknya kita harus menanjak lagi sekitar 500m. Di dalam cable car tidak ada kursi jadi kita semua berdiri. Untuk rekomendasi ambillah posisi kanan agar bisa melihat gunung batu putih. namanya Ulsanbawi. Sampai di puncak Gunung Seorak kita bisa melihat jurang-jurang dan pemandangan yang menakjubkan.




     Setelah dari Gunung Seorak saya makan siang dengan menu makan siang yang sehat, yaitu ikan makarel. Tempat makan siang saya juga ada ondolnya. Lantainya terbuat dari batu lalu dilapis dengan kayu. Jadinya terasa hangat, enak sekali hehe. Oh ya, kalau musim dingin Gunung Seorak juga bisa mencpai minus 30 derajat Celsius.

On the Way Seoul
     Setelah kenyang makan siang perjalanan dilanjutkan menuju Seoul. Perjalanan memakan waktu sekitar 2-3 jam. Selama perjalanan saya melewati ladang-ladang dan gunung-gunung. Local guide memberitahu bahwa di atas gunung banyak terdapat kuburan karena di Seoul tidak ada taman pemakaman umum. Masyarakat korea biasanya di kremasi dan abunya diletakkan di rumah duka. Menaruh guci berisikan abu di rumah duka dikenakan biaya. Nah, bila ingin di kubur, masyarakat harus membeli tanah di pegunungan.
     Menurut local guide 60% masyarakat korea memiliki agama dan 40% tidak menganut salah satu dari agama. Agama-agama di Korea antara lain Budha, Protestan, Katolik, dan Islam. Dulu mayoritas agama di sini adalah Budha namun sekarang adalah Protestan. Di Seoul akan terlihat setiap jalan sekitar 1km kita akan menemukan gereja. Sedangkan vihara lebih banyak ada di pegunungan. Menurut local guide, masyarakat korea yang memeluk islam kurang lebih 150.000 orang.

Istana Gyeongbok
     Sesampai di Seoul saya langsung ke Istana Gyeongbok. Ini merupakan istana terbesar yang dibangun Dinasti Joseon. Untuk mencapai bangunan utama istana saya masuk melalui Museum. Di dalam museum banyak barang yang dipakai oleh masyarakat korea sehari-hari. Seru sekali melihat dan mendengarkan penjelasannya!






     Keluar dari Museum saya melewati beberapa bangunan-bangunan yang terkoneksi dengan bangunan utama. Seperti kamar selir, kamar istri, dan sebagainya. Di jalan juga saya melewati bunga-bunga sakura yang mau mekar. Indah sekali.



    Area istana ini cukup luas jadi untuk waktu keseluruhan memakan waktu 1,5 jam untuk sampai ke bangunan utama. Tapi tidak terasa sama sekali! Mungkin karena begitu banyak hal menarik di sini. Dari bangunan, sejarah, barang, dan pemandangannya.



     Hingga akhirnya sampai juga saya di bangunan utama. Di dalamnya terdapat kursi raja. Tempat ini sekarang sudah menjadi tempat wisata dari berbagi negara. Pemerintah Korea Selatan sekarang bukan lagi dipimpin oleh raja namun oleh presiden. Untuk menuju ruangan kursi raja saya perlu naik tangga. Nah bagian tengah anak tangga ada tangga-tangga yang dipagari. Dahulu, hanya raja saja yang boleh melewati tangga tengah. Sampai di atas pengunjung tidak boleh masuk ke dalam ruangan. Hanya sebatas melihat dari luar saja. Interior bernuansa merah, emas, dan terasa kemegahannya.







Surga belanja.. Dongdaemun!
     Sore hari saya ke Dongdaemun tepatnya ke Mall Dotta. Tempat ini seperti manga dua nya korea. Di sini saya sempat berbelanja souvenir untuk oleh-oleh, makan di Shake Shack, belanja di super sale, belanja di basement yang murah-murah. Jadi Mall ini memiliki basement yang menyambung ke bangunan di seberangnya. Ke Dongdaemun tidak cocok hanya 1-2 jam saja. Tapi jangan khawatir karena Mall ini tutup hingga pukul 04.00.




     Setelah itu saya kembali ke hotel untuk beres-beres. Sekitar pukul 21.30 saya ingin ke mini market. Namun setelah dipikir-pikir rugi juga kalau ke Korea tapi tidak puas menjelajah ke Dongdaemun, hehe. Akhirnya saya naik taxi menuju Dongdaemun lagi. Setelah selesai belanja sekitar pukul 00.30 saya kembali mencari taxi untuk kembali ke hotel. Namun ternyata sulitttttt sekali mencari taxi malam itu. Entah kenapa.. saya jadi harus jalan 1-2km menjauh dari Mall untuk mencari taxi. Esok paginya saya baru tahu dari local guide, taxi-taxi di Korea kalau sudah lebih dari puku 00.00 akan mengalami kenaikan harga jadi kebanyakan supir memilih untuk mengantarkan yang jarak dekat agar dapat kembali lebih dekat ke pusat keramaian, jadi lebih untung. Ya, dari hotel saya ke Dongdaemun memang membutuhkan waktu sekitar 40menit.


Bersambung…


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena.



Wednesday, April 11, 2018

South Korea Trip #1


Halo Korea Selatan!
Ini adalah pertama kalinya saya ke Korea Selatan, senang sekali bisa datang ke tempat baru dan mendapatkan pengalaman baru, Alhamdulillah!

28.03.2018
On the Way South Korea
    Beberapa jam sebelum penerbangan ke Korea saya masih packing barang-barang. Ada beberapa hal yang harus selalu diingat. Seperti..
1. Saya datang ke Korea di akhir Maret yang artinya memasuki Musim Semi, suhu sekitar 8 - 19 derajat celsius. Jadi saya harus membawa coat, sweater, sarung tangan, kaus kaki, lipgloss, body lotion dan sebagainya.
2.  Selanjutnya adalah uang. Mata uang Korea adalah won, 1 won sama dengan sekitar 13 rupiah. Lebih baik menukarkan rupiah di Indonesia daripada di Korea. Jadi saya harus menukarkan uang.
Dan sebagainya.. saya harus memastikan barang-barang tersebut tidak tertinggal.

     Hari ini saya pergi ke Korea Selatan dengan penerbangan pukul 23.30. Menurut saya penerbangan malam adalah penerbangan yang menyenangkan karena bisa sekalian beristirahat. Jadi perjalanan 6-7 jam tidak begitu terasa.
Selamat tidur semuanya!

29.03.2018
Selamat Datang di Korea Selatan
     Saya tiba di Bandara Incheon sekitar pukul 06.00 waktu Indonesia. Namun karena di Korea lebih cepat 2 jam, artinya saya tiba di Korea sekitar pukul 08.00. Bandara Incheon sesungguhnya bukan di Kota Seoul, tapi di Kota Incheon. Incheon itu adalah pulau kecil di samping Seoul. Dari Incheon ke seoul kurang lebih 1 jam perjalanan.
     Untuk mempermudah perjalanan, selama di Korea saya dipandu oleh local guide. Sedikit informasi, untuk menjadi local guide di Korea harus memiliki license. Cara memiliki license dengan cara mengikuti tes. Isi tesnya adalah pengetahuan sejarah korea, pariwisata korea, geografi korea dan sebagainya. Tes tersebut mengunakan bahasa korea dan diselenggarakan setiap 1 tahun sekali.
     Suhu hari ini sekitar 13 derajat, suhu yang masih bisa diterima oleh manusia yang berasal dari negara tropis seperti saya hehe. Menurut local guide suhu pagi dan sore biasanya lebih dingin. Kalau ada angin biasanya lebih dingin 2 derajat.
     Ketika saya mulai meninggalkan Bandara Incheon terlihat pemandangan yang buram, cenderung gelap, banyak debu-debu halus, langit tidak begitu enak dipandang. Menurut local guide itu adalah debu-debu dari gurun di China. Biasanya kalau memasuki Musim Semi angin menjadi kencang lalu pasir di China terbang ke daerah sekitarnya seperti Korea dan Jepang. Di perjalanan saya juga melihat  tanah-tanah yang sedang ‘dibangun.’ Menurut penjelasan local guide mereka sedang melakukan reklamasi. Korea Selatan memiliki tanah yang tidak begitu luas, belum lagi dibelah oleh Sungai Han. Sungai Han termasuk sungai yang besar dan panjang sekali. Panjangnya 514 km dan tersambung sampai ke Korea Utara.
     Sifat masyarakat Korea yang gigih, optimis, dan positive thinking membuat masyarakatnya memanfaatkan sedikit peluang untuk mendapatkan uang. Hingga terbentuklah salah satu kota hasil reklamasi di Korea yaitu Songdo. Sekarang Songdo telah menjadi kota yang harga tanahnya sangat mahal.

Belajar Membuat Kimchi
    Destinasi pertama saya adalah Korea House. Di sini saya belajar membuat Kimchi. Kimchi merupakan makanan fermentasi yang terbuat dari sayuran mentah. Jika fermentasi Kimchi matang maka rasanya berubah menjadi kecut. Kimchi di setiap restaurant punya rasa yang berbeda-beda karena kimchi memiliki lebih dari 200 jenis.
    Bahan-bahan membuat Kimchi adalah lobak, sawi putih, timun, bumbu cabe, saus ikan, jahe, wortel, dan bawang putih. Cara membuatnya adalah sawi putih di belah jadi dua bagian, lalu garam kasar ditaburkan ke helai per helai sawi putih, setelah itu direndam di air selama 5 jam, lalu di bilas bersih sampai asinnya hilang (minimal 5 kali bilas), lalu angkat dan tiriskan selama 1 jam hingga layu.
     Untuk bumbunya lobak dan wortel di potong seperti korek api, bawang putih dan jahe di giling halus,  lalu  gunakan pir sebagai pengganti gula, masukan bumbu cabe dan kecap ikan teri untuk membantu fermentasi. Kimchi semakin lama difermentasi akan semakin baik khasiatnya. Bahan-bahan dicampur dengan diaduk lalu didiamkan selama 2 jam.
      Tugas saya di sini hanya mengoleskan bumbu Kimchi ke setiap helai sawi putih yang sudah difermentasi lalu mengikatnya. Setelah jadi, dapat langsung di makan, atau masukkan dalam tempat kedap udara atau di dalam kulkas, masih dapat dikonsumsi 3-4 hari ke depan. Namun Kimchi yang saya buat di sini tidak boleh dibawa pulang karena akan disumbangkan untuk yayasan sosial.


     Kimchi mengandung banyak sekali vitamin C, lebih banyak dari buah jeruk. Kimchi juga mengandung bakteri menguntungkan lebih banyak dari pada yogurt. Fakta lainnya adalah Kimchi juga sudah ditetapkan sebagai 5 makanan kesehatan dunia! Makanan kesehatan dunia antara lain 1) yogurt, 2) nato, 3) olive oil, 4) kare, dan 5) kimchi. Nah, gambar di bawah adalah hasil Kimchi buatan saya.. bagaimana menurut kalian? Hehe



Baju Tradisional Korea: Hanbok
     Selanjutnya saya pergi ke studio foto untuk berfoto menggunakan Hanbok. Hanbok adalah pakaian tradisional Korea. Bagian atas pakaian berbentuk rompi lengan panjang. Sedangkan bagian bawah berbentuk terusan yang lebar. Rata-rata Hanbok berwarna cerah.


Makan Siang dengan Samgyetang
     Menu makan siang pertama saya di Korea adalah Samgyetang. Samgyetang adalah sup ayam gingseng. Ini merupakan makanan stamina. Jelas sangat dibutuhkan.. secara saya kekurangan tidur di pesawat semalam hehe. Jadi setiap 1 orang mendapatkan 1 ekor ayam. Ukurannya tidak terlalu besar dapat dikatakan berukuran sedang. Di dalam daging ayam terdapat gingseng dan nasi. Samgyetang ini juga disajikan di dalam mangkuk batu hitam agar hangatnya bertahan lama. Kalau udara dingin seperti ini memang enaknya menyantap yang hangat-hangat.


     Menu tradisonal Korea biasanya dimasak tanpa menggunakan garam atau penyedap rasa, semuanya alami. Namun biasanya di atas meja juga disajikan garam, kecap asin, kimchi, pir yang difermentasi, dan saus sambal Korea. Jadi apabila kita menyukai makanan yang kaya rasa. Kita dapat menambahkan bumbu-bumbunya sendiri.
Selamat makan semuanya!

Nami Island
     Setelah perut kenyang.. perjalanan di lanjutkan ke Chuncheon, tepatnya ke Pulau Nami. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Di sini saya bisa melanjutkan istirahat hehe. Nah, sesampai di Chuncheon kita harus naik kapal dulu untuk mencapai Pulau Nami. Naik kapalnya tidak terlalu lama sekitar 5 menit.


     Pulau Nami terkenal karena menjadi tempat shooting drama korea, berjudul Winter Sonata, yang tayang pada tahun 2002. Namun mungkin belum banyak yang tahu Pulau nami ini dulunya adalah tempat membuang mayat, ya membuang mayat Jenderal Nami. Jenderal Nami dulu difitnah memberontak negara, dihukum mati, lalu mayatnya dibuang ke pulau terpencil. Hingga akhirnya kebenaran terungkap, namanya dibersihkan, dan pulau terpencil tersebut diberi nama Pulau Nami. Tadinya pulau ini tidak ada nama, isinya juga hanya hutan pinus dan binatang liar. Namun sekarang binatang liar di Pulau Nami sudah langka, hanya ada burung unta yang diletakkan di balik pagar.





     Sekarang isi Pulau Nami adalah deretan pohon pinus, monumen kenangan Jenderal Nami, patung kenangan drama Winter Sonata, kios-kios makanan kecil, dermaga, museum, toko souvenir, dan mushola. Ya, di sini terdapat tempat sholat untuk muslim. Ada di bangunan berwarna kuning di bawah ini.


     Saya juga sempat mencicipi Hotteok, enak sekali rasanya. Hotteok adalah redbean pancake yang terdiri dari telur, gula merah, dan kacang. Recommended! Oh ya, untuk yang muslim lebih baik tidak jajan sosis, karena sosis di sini berbahan daging babi.



Jembatan Tembus Pandang: Soyanggang Skywalk


     Malamnya saya ke Soyanggang Skywalk. Ini adalah jembatan dengan kaca transparan. Jadi kita bisa melihat sungai yang mengalir di bawah kaki kita. Panjang jembatan ini kira-kira 1 km. Di Soyanggang Skywalk ada patung gadis perawan, ia adalah seorang penyanyi. Lagu yang ia nyanyikan diputar di atas jembatan.


    Pengunjung dapat menginjak jembatan kaca. Namun, sebelum menginjak pengunjung harus memakai alas kain di kaki agar jembatan tidak rusak. 




Bersambung.....


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena