Wednesday, October 29, 2014

Cerita Si Kertas

Aku si kertas putih. Garis-garis lekukan telah menyatu menjadi bagian tubuh. Berliku, tidak beraturan, tanpa arah. Mungkin labirin tanpa akhir. Aku benar-benar tak berbentuk. Entahlah. Tak kusangka akan begini. Berawal selembar kertas rapi tak tersentuh. Lalu berbagai tangan berusaha menggapaiku, menyentuhku, menyetubuhiku. Tinta pengetahuan, pensil pengalaman, dan penghapus hati secara bergantian membubuhiku. Mungkin sudah lecak, mungkin akan tergantikan dengan kertas yang baru. Ya, seperti manusia yang membalikkan kertas di halaman bukunya. Namun aku adalah aku, si kertas putih lecak yang penuh dengan noda pembelajaran kehidupan. 


Irena nova wijaya, 2014

No comments:

Post a Comment