Monday, July 24, 2017

Japan Trip: Dream Do Come True #2

Halo!
Di hari kedua japan trip, saya pergi ke Osaka! Kalau berbicara tentang Osaka, saya selalu teringat dengan takoyaki. Dan.. yap, Osaka memang memiliki takoyaki terenak di Jepang!

DAY 2
     Pukul 08.00 saya berangkat dari Kyoto ke Osaka, perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Suhu hari ini menunjukkan angka 7 derajat. Perkiraan cuaca juga mengatakan cuaca akan cerah dan tidak hujan. Baiklah, saya pikir hari ini akan lebih baik dari hari kemarin karena cuaca mendukung untuk jalan-jalan. Yuk, jangan lupa membawa jaket!

     Destinasi pertama hari ini adalah ISTANA OSAKA atau Osaka Castle. Istana Osaka dibangun di atas kuil besar. Zaman dahulu kuil bukan hanya sebagai tempat ibadah namun juga politik. Istana Osaka berusia lebih tua dari kota Kyoto atau lebih dari 400 tahun (termasuk bangunan tertua di Jepang). Berdiri tahun 1583 oleh shogun yang sangat terkenal karena yang pertama menyatukan Jepang. Zaman dahulu Jepang masih berupa feodal-feodal kecil yang saling berperang. Shogun yang sangat terkenal tersebut bernama Hideyoshi Toyotomi. Beliau sangat hebat, bukan dari keturuan bangsawan/kaisar namun dari keturunan petani. Di samping itu, juga bukan berasal dari Osaka, namun berasal dari provinsi Aichi, Nagoya. Beliau sangat cerdas, ahli strategi perang, dan memiliki banyak visi. Awalnya menjadi bawahan (kaki tangan)nya seorang feodal yaitu Nobunaga. Setelah Nobunaga meninggal, beliau langsung naik pangkat dan mengkonstruksi Istana Osaka. Tidak hanya itu, beliau juga memperkenalkan sistem tata kota dan sistem sosial di Kyoto.

    Ketika saya berjalan menuju Istana Osaka saya melewati taman yang penuh dengan pohon-pohon sakura. Sayangnya ketika saya ke sana, belum semua bunga bermekaran. Apabila bunga sakura bermekaran biasanya orang-orang akan menggelar tikar dan berpiknik. Semakin mendekati Istana Osaka, saya melihat batu yang ukurannya besar sekali yaitu 12 X 6 m. Dapat dikatakan 1 batu sama dengan 1 kamar. Sayapun menyempatkan diri memfotonya. Di samping itu ada juga batu-batu yang lain, kurang lebih berjumlah 40.000. Batu-batu tersebut merupakan sumbangan dari tuan-tuan feodal di seluruh Jepang. Pada setiap batu terdapat stempel penyumbangnya. Orang Jepang tidak menggunakan tanda tangan namun menggunakan stempel.

     Sekitar tahun 1600an sebelum Jepang bersatu, istana sempat terbakar ketika perang. Lalu dibangun lagi oleh Tokugawa, namun lagi-lagi terbakar disebabkan oleh petir. Tahun 1931 Istana Osaka dibangun kembali menggunakan beton. Nah, di istana yang sekarang juga sudah memiliki penangkal petir. Di dalam istana terdapat 8 lantai. Menurut informasi, di dalam istana terdapat museum yang isinya senjata perang, diorama, dan lain-lain. Saya sendiri tidak masuk ke dalam istana karena keterbatasan waktu, cukup menikmati suasana dan jajanan yang ramai di depan istana.
     Di depan istana banyak kios jajanan yang menggiurkan. Rekomendasi saya adalah paket takoyaki 4 rasa (harga 500 yen) dan es krim matcha! Wuihhh, jauh-jauh ke Osaka rugi sekali kalau tidak makan takoyaki! Di samping itu juga ada sate yakitori. Berbicara tentang makanan, menurut tour guide, orang Osaka lebih suka makan daripada pakai baju bagus. Namun mereka banyak jalan kaki, makanya tetap kurus! Karena itu Osaka di kenal sebagai dapurnya Jepang. Di samping itu, Osaka juga dikenal sebagai kota dagang. Produk yang mendunia dari Osaka cukup banyak, seperti Sharp, Nissin cup noodle, Tiger, Anelo, Oniska, dan lain-lain.

     Setelah dari Istana Osaka saya makan siang dengan makanan khas Osaka yaitu KUSHIKATSU. Kushikatsu adalah potongan-potongan sayuran, seafood, dan daging yang ditusuk di stik bambu. Lalu tusukan tersebut digoreng dengan salad oil (minyak nabati), di Jepang tidak menggunakan minyak hewani.

     Destinasi terakhir saya adalah ke JEMBATAN DOTONBORI di tempat perbelanjaan Shinsaibasi. Kenapa ke sini? Karena di sini terdapat gambar glico yang menjadi ciri khas Osaka. Siapa yang tidak tahu gambar pelari yang sedang mangangkat tangannya? Yap itu dia! Tempat perbelanjaan di sini sangat luas dan besar. Tempat perbelanjaan di sini juga ramai sekali, mungkin karena berada di pusat kota.  Terbagi menjadi beberapa blok, bangunanya juga bertingkat. Jangan lupa siapkan peta agar tidak kesasar. Terdapat tempat makan sushi, takoyaki, mcd, dan egg tart. Tempat oleh-oleh seperti donke hote. Tempat berjualan pakaian seperti GU dan Uniqlo. Tempat elektronik seperi Big Camera. Tempat barang second branded seperti LV juga ada (tentunya dengan kualitas yang sangat bagus, kalau tidak dikasih tahu secondhand kita tidak akan tahu). Kalau ingin mencoba starbucks nya Jepang di sini juga ada, namanya Doutor, ukuran gelasnya lebih besar dan harganya juga sedikit lebih murah. Kalau ingin matcha dengan kualitas bagus juga ada, dapat dibeli di Daimaru Department Store. Sebenarnya 1 hari tidak akan cukup kalau ingin melihat semua toko, jalan utamanya saja 600 m lebih.

     Yang paling penting bagi saya di sini ada tempat sholat untuk umat muslim, wow! Terdapat di pusat informasi turis di lantai 2 (di lantai 1nya ada toko GAP). Bentuknya bukan mushola lebih kepada ruang tunggu dan fitting room.

     Oh ya apabila mau makan ramen. Ramen di Jepang kebanyakan tidak halal, karena kuahnya mengandung babi. Jadi walaupun menggunakan daging ayam namun kuahnya tetap saja mengandung babi. Sedangkan untuk udon tidak masalah, karena kuahnya mengandung rumput laut atau parutan ikan bonito. Menurut tour guide, di Shinsaibasi sebenarnya terdapat ramen halal yang dibuat oleh orang Pakistan





Bersambung…


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena

No comments:

Post a Comment