Wednesday, April 11, 2018

South Korea Trip #1


Halo Korea Selatan!
Ini adalah pertama kalinya saya ke Korea Selatan, senang sekali bisa datang ke tempat baru dan mendapatkan pengalaman baru, Alhamdulillah!

28.03.2018
On the Way South Korea
    Beberapa jam sebelum penerbangan ke Korea saya masih packing barang-barang. Ada beberapa hal yang harus selalu diingat. Seperti..
1. Saya datang ke Korea di akhir Maret yang artinya memasuki Musim Semi, suhu sekitar 8 - 19 derajat celsius. Jadi saya harus membawa coat, sweater, sarung tangan, kaus kaki, lipgloss, body lotion dan sebagainya.
2.  Selanjutnya adalah uang. Mata uang Korea adalah won, 1 won sama dengan sekitar 13 rupiah. Lebih baik menukarkan rupiah di Indonesia daripada di Korea. Jadi saya harus menukarkan uang.
Dan sebagainya.. saya harus memastikan barang-barang tersebut tidak tertinggal.

     Hari ini saya pergi ke Korea Selatan dengan penerbangan pukul 23.30. Menurut saya penerbangan malam adalah penerbangan yang menyenangkan karena bisa sekalian beristirahat. Jadi perjalanan 6-7 jam tidak begitu terasa.
Selamat tidur semuanya!

29.03.2018
Selamat Datang di Korea Selatan
     Saya tiba di Bandara Incheon sekitar pukul 06.00 waktu Indonesia. Namun karena di Korea lebih cepat 2 jam, artinya saya tiba di Korea sekitar pukul 08.00. Bandara Incheon sesungguhnya bukan di Kota Seoul, tapi di Kota Incheon. Incheon itu adalah pulau kecil di samping Seoul. Dari Incheon ke seoul kurang lebih 1 jam perjalanan.
     Untuk mempermudah perjalanan, selama di Korea saya dipandu oleh local guide. Sedikit informasi, untuk menjadi local guide di Korea harus memiliki license. Cara memiliki license dengan cara mengikuti tes. Isi tesnya adalah pengetahuan sejarah korea, pariwisata korea, geografi korea dan sebagainya. Tes tersebut mengunakan bahasa korea dan diselenggarakan setiap 1 tahun sekali.
     Suhu hari ini sekitar 13 derajat, suhu yang masih bisa diterima oleh manusia yang berasal dari negara tropis seperti saya hehe. Menurut local guide suhu pagi dan sore biasanya lebih dingin. Kalau ada angin biasanya lebih dingin 2 derajat.
     Ketika saya mulai meninggalkan Bandara Incheon terlihat pemandangan yang buram, cenderung gelap, banyak debu-debu halus, langit tidak begitu enak dipandang. Menurut local guide itu adalah debu-debu dari gurun di China. Biasanya kalau memasuki Musim Semi angin menjadi kencang lalu pasir di China terbang ke daerah sekitarnya seperti Korea dan Jepang. Di perjalanan saya juga melihat  tanah-tanah yang sedang ‘dibangun.’ Menurut penjelasan local guide mereka sedang melakukan reklamasi. Korea Selatan memiliki tanah yang tidak begitu luas, belum lagi dibelah oleh Sungai Han. Sungai Han termasuk sungai yang besar dan panjang sekali. Panjangnya 514 km dan tersambung sampai ke Korea Utara.
     Sifat masyarakat Korea yang gigih, optimis, dan positive thinking membuat masyarakatnya memanfaatkan sedikit peluang untuk mendapatkan uang. Hingga terbentuklah salah satu kota hasil reklamasi di Korea yaitu Songdo. Sekarang Songdo telah menjadi kota yang harga tanahnya sangat mahal.

Belajar Membuat Kimchi
    Destinasi pertama saya adalah Korea House. Di sini saya belajar membuat Kimchi. Kimchi merupakan makanan fermentasi yang terbuat dari sayuran mentah. Jika fermentasi Kimchi matang maka rasanya berubah menjadi kecut. Kimchi di setiap restaurant punya rasa yang berbeda-beda karena kimchi memiliki lebih dari 200 jenis.
    Bahan-bahan membuat Kimchi adalah lobak, sawi putih, timun, bumbu cabe, saus ikan, jahe, wortel, dan bawang putih. Cara membuatnya adalah sawi putih di belah jadi dua bagian, lalu garam kasar ditaburkan ke helai per helai sawi putih, setelah itu direndam di air selama 5 jam, lalu di bilas bersih sampai asinnya hilang (minimal 5 kali bilas), lalu angkat dan tiriskan selama 1 jam hingga layu.
     Untuk bumbunya lobak dan wortel di potong seperti korek api, bawang putih dan jahe di giling halus,  lalu  gunakan pir sebagai pengganti gula, masukan bumbu cabe dan kecap ikan teri untuk membantu fermentasi. Kimchi semakin lama difermentasi akan semakin baik khasiatnya. Bahan-bahan dicampur dengan diaduk lalu didiamkan selama 2 jam.
      Tugas saya di sini hanya mengoleskan bumbu Kimchi ke setiap helai sawi putih yang sudah difermentasi lalu mengikatnya. Setelah jadi, dapat langsung di makan, atau masukkan dalam tempat kedap udara atau di dalam kulkas, masih dapat dikonsumsi 3-4 hari ke depan. Namun Kimchi yang saya buat di sini tidak boleh dibawa pulang karena akan disumbangkan untuk yayasan sosial.


     Kimchi mengandung banyak sekali vitamin C, lebih banyak dari buah jeruk. Kimchi juga mengandung bakteri menguntungkan lebih banyak dari pada yogurt. Fakta lainnya adalah Kimchi juga sudah ditetapkan sebagai 5 makanan kesehatan dunia! Makanan kesehatan dunia antara lain 1) yogurt, 2) nato, 3) olive oil, 4) kare, dan 5) kimchi. Nah, gambar di bawah adalah hasil Kimchi buatan saya.. bagaimana menurut kalian? Hehe



Baju Tradisional Korea: Hanbok
     Selanjutnya saya pergi ke studio foto untuk berfoto menggunakan Hanbok. Hanbok adalah pakaian tradisional Korea. Bagian atas pakaian berbentuk rompi lengan panjang. Sedangkan bagian bawah berbentuk terusan yang lebar. Rata-rata Hanbok berwarna cerah.


Makan Siang dengan Samgyetang
     Menu makan siang pertama saya di Korea adalah Samgyetang. Samgyetang adalah sup ayam gingseng. Ini merupakan makanan stamina. Jelas sangat dibutuhkan.. secara saya kekurangan tidur di pesawat semalam hehe. Jadi setiap 1 orang mendapatkan 1 ekor ayam. Ukurannya tidak terlalu besar dapat dikatakan berukuran sedang. Di dalam daging ayam terdapat gingseng dan nasi. Samgyetang ini juga disajikan di dalam mangkuk batu hitam agar hangatnya bertahan lama. Kalau udara dingin seperti ini memang enaknya menyantap yang hangat-hangat.


     Menu tradisonal Korea biasanya dimasak tanpa menggunakan garam atau penyedap rasa, semuanya alami. Namun biasanya di atas meja juga disajikan garam, kecap asin, kimchi, pir yang difermentasi, dan saus sambal Korea. Jadi apabila kita menyukai makanan yang kaya rasa. Kita dapat menambahkan bumbu-bumbunya sendiri.
Selamat makan semuanya!

Nami Island
     Setelah perut kenyang.. perjalanan di lanjutkan ke Chuncheon, tepatnya ke Pulau Nami. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Di sini saya bisa melanjutkan istirahat hehe. Nah, sesampai di Chuncheon kita harus naik kapal dulu untuk mencapai Pulau Nami. Naik kapalnya tidak terlalu lama sekitar 5 menit.


     Pulau Nami terkenal karena menjadi tempat shooting drama korea, berjudul Winter Sonata, yang tayang pada tahun 2002. Namun mungkin belum banyak yang tahu Pulau nami ini dulunya adalah tempat membuang mayat, ya membuang mayat Jenderal Nami. Jenderal Nami dulu difitnah memberontak negara, dihukum mati, lalu mayatnya dibuang ke pulau terpencil. Hingga akhirnya kebenaran terungkap, namanya dibersihkan, dan pulau terpencil tersebut diberi nama Pulau Nami. Tadinya pulau ini tidak ada nama, isinya juga hanya hutan pinus dan binatang liar. Namun sekarang binatang liar di Pulau Nami sudah langka, hanya ada burung unta yang diletakkan di balik pagar.





     Sekarang isi Pulau Nami adalah deretan pohon pinus, monumen kenangan Jenderal Nami, patung kenangan drama Winter Sonata, kios-kios makanan kecil, dermaga, museum, toko souvenir, dan mushola. Ya, di sini terdapat tempat sholat untuk muslim. Ada di bangunan berwarna kuning di bawah ini.


     Saya juga sempat mencicipi Hotteok, enak sekali rasanya. Hotteok adalah redbean pancake yang terdiri dari telur, gula merah, dan kacang. Recommended! Oh ya, untuk yang muslim lebih baik tidak jajan sosis, karena sosis di sini berbahan daging babi.



Jembatan Tembus Pandang: Soyanggang Skywalk


     Malamnya saya ke Soyanggang Skywalk. Ini adalah jembatan dengan kaca transparan. Jadi kita bisa melihat sungai yang mengalir di bawah kaki kita. Panjang jembatan ini kira-kira 1 km. Di Soyanggang Skywalk ada patung gadis perawan, ia adalah seorang penyanyi. Lagu yang ia nyanyikan diputar di atas jembatan.


    Pengunjung dapat menginjak jembatan kaca. Namun, sebelum menginjak pengunjung harus memakai alas kain di kaki agar jembatan tidak rusak. 




Bersambung.....


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena

No comments:

Post a Comment