Monday, April 16, 2018

South Korea Trip #2


Selamat Pagi!
Pagi ini saya terbangun di Provinsi Gangwon. Pemandangan yang indah.. udara yang segar..  membuat tubuh dan pikiran kembali utuh!

30.3.2018
Pagi di Gangwon-do
     Kemarin malam saya melepas lelah di salah satu penginapan di Tosengmyeon, Gangwon-do. Enak sekali dapat beristirahat di atas kasur, mengingat kemarin malam beristirahat di pesawat hehe. Ada yang unik dengan penginapan di Korea. Masyarakat Korea menganut gaya hidup sehat jadi di sini menggunakan kasur kesehatan yang cenderung keras. Beberapa hotel juga menyediakan Ondol. Ondol adalah penghangat ruangan tradisional Korea, biasanya dipakai pada musim dingin.

On the Way Gunung Seorak
     Pagi ini saya mau ke Gunung Seorak. Saat ini bunga-bunga sakura sedang mau mekar, jadi di jalan terlihat kuncup-kuncup bunga sakura. Kalau di Korea nama bunga sakura adalah botkot. Di perjalanan, local guide menceritakan kepada saya tentang sejarah bunga sakura. Dahulu Jepang menjajah Korea selama 35 tahun. Lalu Jepang mengambil bibit bunga sakura dari Korea. Bibitnya mereka ambil, tanam, dan budidayakan. Sampai akhirnya Jepang menyebutnya sebagai bunga nasional. Kalau dipikir-pikir sejarah ini mirip dengan bunga tulip, Belanda, dan Turki.
    Daerah Gunung Soerak adalah wilayah yang bunganya mekar paling lama karena terletak di Korea Selatan bagian utara. Sedangkan daerah Jeju adalah wilayah yang paling cepat karena terletak di Korea Selatan bagian selatan. Selain itu di Jeju udaranya lebih hangat.

Gunung Seorak
  Perkiraan suhu hari ini adalah 8-11 derajat (ditambah angin bisa lebih dingin 2 derajat) jadi setibanya di Gunung Seorak saya harus menggunakan coat. Gunung Seorak ini terletak di daerah paling utara Korea Selatan jadinya berbatasan dengan Korea Utara. Dulu mata-mata dari Korea Utara masuk melalui Gunung Seorak.
     Gunung Seorak merupakan gunung tertinggi ke tiga di Korea Selatan dengan ketinggian 1708m. Tertinggi pertama adalah Gunung Halla (1950m) dan kedua adalah Gunung Jiri (1915m). Nama Seorak juga memiliki arti. “Seor” artinya salju, sedangkan “Ak” artinya gunung tinggi. Kalau sedang turun salju di Gunung Seorak, saljunya tidak mudah mencair.  Gunung Soerak merupakan Taman Nasional di Korea. Selama di area Gunung Seorak tidak diperbolehkan merokok, membuang sampah sembarangan, mengambil kerikil atau daun karena dilindungi oleh pemerintah.



     Di bagian bawah Gunung Soerak terdapat patung beruang yang merupakan lambang Gunung Seorak. Dulu banyak beruang di sini. Namun karena dulu masyarakat korea senang menembaki beruang untuk mengambil empedunya sebagai obat, keberadaan beruang menjadi langka. Akhirnya pemerintah melestarikannya, masih terdapat beruang di hutan Gunung Seorak. Besarnya tidak sebesar beruang kutub namun lebih kecil. Di bagian dada beruang terdapat gambar bulan sabit putih. Oleh karena itu disebut beruang bulan sabit. Selain itu juga terdapat patung Budha. Patung Budha juga cukup besar. Dari sana saya berjalan lagi dan menemukan jembatan kayu yang pemandangannya sangat indah.





     Setelah itu saya berjalan ke arah cable car. Ya, mendaki Gunung Seorak kita menggunakan cable car untuk mencapai setengah ketinggian gunung. Untuk mencapai puncaknya kita harus menanjak lagi sekitar 500m. Di dalam cable car tidak ada kursi jadi kita semua berdiri. Untuk rekomendasi ambillah posisi kanan agar bisa melihat gunung batu putih. namanya Ulsanbawi. Sampai di puncak Gunung Seorak kita bisa melihat jurang-jurang dan pemandangan yang menakjubkan.




     Setelah dari Gunung Seorak saya makan siang dengan menu makan siang yang sehat, yaitu ikan makarel. Tempat makan siang saya juga ada ondolnya. Lantainya terbuat dari batu lalu dilapis dengan kayu. Jadinya terasa hangat, enak sekali hehe. Oh ya, kalau musim dingin Gunung Seorak juga bisa mencpai minus 30 derajat Celsius.

On the Way Seoul
     Setelah kenyang makan siang perjalanan dilanjutkan menuju Seoul. Perjalanan memakan waktu sekitar 2-3 jam. Selama perjalanan saya melewati ladang-ladang dan gunung-gunung. Local guide memberitahu bahwa di atas gunung banyak terdapat kuburan karena di Seoul tidak ada taman pemakaman umum. Masyarakat korea biasanya di kremasi dan abunya diletakkan di rumah duka. Menaruh guci berisikan abu di rumah duka dikenakan biaya. Nah, bila ingin di kubur, masyarakat harus membeli tanah di pegunungan.
     Menurut local guide 60% masyarakat korea memiliki agama dan 40% tidak menganut salah satu dari agama. Agama-agama di Korea antara lain Budha, Protestan, Katolik, dan Islam. Dulu mayoritas agama di sini adalah Budha namun sekarang adalah Protestan. Di Seoul akan terlihat setiap jalan sekitar 1km kita akan menemukan gereja. Sedangkan vihara lebih banyak ada di pegunungan. Menurut local guide, masyarakat korea yang memeluk islam kurang lebih 150.000 orang.

Istana Gyeongbok
     Sesampai di Seoul saya langsung ke Istana Gyeongbok. Ini merupakan istana terbesar yang dibangun Dinasti Joseon. Untuk mencapai bangunan utama istana saya masuk melalui Museum. Di dalam museum banyak barang yang dipakai oleh masyarakat korea sehari-hari. Seru sekali melihat dan mendengarkan penjelasannya!






     Keluar dari Museum saya melewati beberapa bangunan-bangunan yang terkoneksi dengan bangunan utama. Seperti kamar selir, kamar istri, dan sebagainya. Di jalan juga saya melewati bunga-bunga sakura yang mau mekar. Indah sekali.



    Area istana ini cukup luas jadi untuk waktu keseluruhan memakan waktu 1,5 jam untuk sampai ke bangunan utama. Tapi tidak terasa sama sekali! Mungkin karena begitu banyak hal menarik di sini. Dari bangunan, sejarah, barang, dan pemandangannya.



     Hingga akhirnya sampai juga saya di bangunan utama. Di dalamnya terdapat kursi raja. Tempat ini sekarang sudah menjadi tempat wisata dari berbagi negara. Pemerintah Korea Selatan sekarang bukan lagi dipimpin oleh raja namun oleh presiden. Untuk menuju ruangan kursi raja saya perlu naik tangga. Nah bagian tengah anak tangga ada tangga-tangga yang dipagari. Dahulu, hanya raja saja yang boleh melewati tangga tengah. Sampai di atas pengunjung tidak boleh masuk ke dalam ruangan. Hanya sebatas melihat dari luar saja. Interior bernuansa merah, emas, dan terasa kemegahannya.







Surga belanja.. Dongdaemun!
     Sore hari saya ke Dongdaemun tepatnya ke Mall Dotta. Tempat ini seperti manga dua nya korea. Di sini saya sempat berbelanja souvenir untuk oleh-oleh, makan di Shake Shack, belanja di super sale, belanja di basement yang murah-murah. Jadi Mall ini memiliki basement yang menyambung ke bangunan di seberangnya. Ke Dongdaemun tidak cocok hanya 1-2 jam saja. Tapi jangan khawatir karena Mall ini tutup hingga pukul 04.00.




     Setelah itu saya kembali ke hotel untuk beres-beres. Sekitar pukul 21.30 saya ingin ke mini market. Namun setelah dipikir-pikir rugi juga kalau ke Korea tapi tidak puas menjelajah ke Dongdaemun, hehe. Akhirnya saya naik taxi menuju Dongdaemun lagi. Setelah selesai belanja sekitar pukul 00.30 saya kembali mencari taxi untuk kembali ke hotel. Namun ternyata sulitttttt sekali mencari taxi malam itu. Entah kenapa.. saya jadi harus jalan 1-2km menjauh dari Mall untuk mencari taxi. Esok paginya saya baru tahu dari local guide, taxi-taxi di Korea kalau sudah lebih dari puku 00.00 akan mengalami kenaikan harga jadi kebanyakan supir memilih untuk mengantarkan yang jarak dekat agar dapat kembali lebih dekat ke pusat keramaian, jadi lebih untung. Ya, dari hotel saya ke Dongdaemun memang membutuhkan waktu sekitar 40menit.


Bersambung…


Semoga tulisan saya bermanfaat bagi yang membacanya.
Love,
Irena.



No comments:

Post a Comment